YOGYAKARTA – Di Indonesia penyakit jantung koroner saat ini menempati posisi pertama sebagai penyebab kematian. Sebanyak 40 persen meninggal akibat serangan jantung karena sebelumnya tidak mengetahui mengidap penyakit jantung koroner. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit jantung koroner sehingga usaha pencegahan harus dalam bentuk multifaktor. Pria yang berusia di atas 55 tahun dan wanita berusia diatas 65 tahun sangat rentan penyakit jantung koroner. Namun kini pria atau wanita muda sudah terserang penyakit jantung koroner.
Dokter spesialis penyakit dalam FK UGM, dr. Hariadi, SpPD, SpJP (K) membagi penyakit jantung menjadi lima, penyakit jantung koroner, penyakit jantung katup, penyakit jantung hipertensi, penyakit jantung bawaan dan penyakit jantung otot jantung. Adapun penyakit jantung koroner terjadi apabila pembuluh darah koroner yang mensuplai darah ke otot jantung tersumbat. “Bila tersumbat total maka terjadi serangan jantung,†kata Hariadi dalam seminar mengenal penyakit stroke, silent stroke dan jantung koroner di RSA UGM lantai 5, Sabtu (15/12).
Gejala yang nampak pada penyakit jantung koroner, umumnya sering mengalami sakit bagian dada sebelah kiri seperti ditindih kadang menjalar ke daerah leher dan lengan sebelah kiri. Disertai denyut jantung tidak teratur dan sesak napas.
Untuk terhindar dari faktor risiko penyakit jantung koroner diantaranya tidak merokok, kurangi kelebihan berat badan, olah raga secara teratur dan rutin. Selanjutnya istirahat yang cukup. Yang tidak kalah penting rutin kontrol kadar kolesterol, tekanan darah dan gula darah. “Seringlah kontrol bila memilii faktor risiko,†pesannya.
Bagaimana dengan stroke? neurolog UGM, Prof. Dr. dr. Rusdi Lamsudin, M.Med., Sc. SpS (K)., mengatakan masih ada anggapan di masyarakat bahwa stroke tidak bisa dicegah, diobati, dan stroke hanya menyerang orang tua dan stroke terjadi di jantung. Padahal kenyataan yang sebaliknya, menurut Rusdi stroke masih bisa dicegah dan diobati kendati setiap orang bisa dapat serangan stroke. “Stroke itu menyerang otak dan dapat sembuh setelah serangan stroke,†kata Rusdi.
Bila terkena serangan stroke, tindakan utama yang dilakukan membawa pasien ke rumah sakit dalam tempo 1-3 jam agar masih bisa diselamatkan serta mencegah kecacatan dan kematian. “Lewat dari itu, sangat berisiko,†pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)