YOGYAKARTA – Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., menghimbau seluruh komponen bangsa untuk bersatu dalam menyelesaikan persoalan rumit yang dihadapi bangsa dan menghindari arus konstelasi persaingan politik yang tidak sehat menjelang pemilu 2014.“Ditengah kondisi politik yang riuh saat ini. Masalahnya kian rumit. Energi kita jangan sampai terkuras dari kerumitan masalah yang sudah ada. Saatnya semua anak bangsa memberikan solusi,†kata Pratikno usai memberikan pidato Dies Natalis UGM ke-63 di auditorium Grha Sabha Pramana, Rabu (18/12).
Kepada calon pemimpin yang akan bertarung dalam pemilu 2014, Pratikno mengatakan Universitas Gadjah Mada berencana menawarkan solusi menyelesaikan persoalan bangsa ditengah belum tercapainya kemandirian di bidang ekonomi, pangan, energi dan obat-obatan. “Kita tawarkan solusi ini pada calon pemimpin. Kita ingin tahu respon dan tanggapan mereka. Tawaran solusi ini kita harapkan menjadi kontrak sosial politik,†kata Guru Besar Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM ini.
Menurut pratikno, tawaran solutif ini sangat penting untuk diketahui oleh para calon pemimpin dan publik. Pasalnya, konstitusi yang berlangsung saat ini telah menempatkan presiden memiliki kekuasaan yang lebih besar dari sebelumnya. Sehingga tidak ada kontrol dan pengawasan atas capaian program yang telah dilakukan.
Lebih tegas dikatakan Pratikno, Indonesia membutuhkan terobosan gagasan dan langkah yang dapat memecahkan masalah domestik, membangun kemandirian dan kedaulatan serta mengawal Indonesia berperan signifikan dalam kepemimpinan dunia. “UGM akan menuangkan ide-ide perubahan yang kita tuangkan dalam langkah nyata dan menyajikan solusi untuk masalah bangsa,†katanya.
Sejarawan UGM, Prof. Dr. Bambang Purwanto, mengatakan kepedulian dan kontribusi UGM dalam menawarkan solusi terhadap persoalan bangsa sangat relevan. Karena nilai ke-UGM-an atau biasa disebut nilai kegadjahmadaan pada dasarnya adalah semangat kebangsaan Indonesia. Diwujudkan dalam bentuk kepedulian dan tangungjawab atas masa depan bangsa lewat ilmu pengetahuan dan kebudayaan untuk membangun kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Semangat tersebut memposisikan ideologi negara pancasila sebagai kebudayaan, maka secara historis menjadikan UGM sebagai salah satu simpul dari pusaka kebhinekaan dan kepedulian. “UGM bukan semata-mata sebuah institusi pendidikan dan pengajaran tinggi melainkan dimensi ekpresif dan simbolik dari nasionalisme Indonesia. ,†kata Bambang purwanto saat menyampaikan pidato ilmiah Dies Natalis. (Humas UGM/Gusti Grehenson)