YOGYAKARTA – Sejumlah 28 tim mahasiswa dari 13 perguruan tinggi dipastikan mengikuti lomba desain kincir angin tingkat nasional pada 27-31 Desember di pantai baru Pandansimo Bantul, Yogyakarta. Kompetisi tahunan yang diselenggarakan kerjasama Universitas Gadjah Mada, Pemerintah Kabupaten Bantul dan Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) ini diikuti beberapa perguruan tinggi seperti UGM, ITB, ITS, Unibraw, PENS, UMS, UMY, UNY dan UST.
Peserta tim terdiri minimal 3 orang dan satu orang dosen pembina. Para mahasiswa akan berlomba membuat baling-baling yang sudah dirancang masing-masing. Di awal kompetisi, masing-masing tim mahasiswa akan mempresentasikan beberapa proposal model kincir angin buatan mereka yang mampu menangkap aliran energi angin yang menyesuaikan karakteristik kecepatan iklim tropis di Indonesia. Selanjutnya, tim yang dinyatakan lolos seleksi proposal ini tahap kedua lomba dengan mempresentasikan desain kincir di lapangan. “Mereka yang memiliki desain kincir terbaik dan menghasilkan listrik terbaik dinyatakan sebagai pemenang,†kata ketua panitia lomba kincir, Tlau Sakti, S.Ss, M.Hum, kepada wartawan, Senin (26/12).
Di lapangan, masing-masing tim diberikan kesempatan selama 2×24 jam untuk memperlihatkan kemampuan kincir dalam menghasilkan putaran dan listrik maksimal. Sekretaris panitia, Ir. Harry Prabowo MT, sekalgius dosen teknik elektro Fakultas Teknik UGM mengatakan di kompetisi ini mahasiswa ditantang mengembangkan turbin angin yang mampu menghasilkan energi dengan memanfaatkan kecepatan angin yang berfluktuasi di sepanjang pantai. Kriteria penilaian ditentukan pada hasil inovasi desain profil aerofoil propeler atau baling-baling (blade) sistem konversi energi angin (SKEA). “Baling-baling harus mampu berputar dan handal pada kecepatan aliran angin yang befluktuasi di wilayah pesisir selatan laut jawa,†kata Hari.
Dihubungi secara terpisah, Asisten Deputi Iptek Masyarakat, kemenristek, Momon Sadiyatmo, mengatakan kompetisi lomba desain kincir dimaksudkan selain meningkatkan animo mahasiswa di bidang energi hibrid, namun juga mendorong makin banyaknya muncul hasil penelitian dan pengembangan produk energi baru terbarukan.
Yang tidak kalah penting, tambah Momon, memperkenalkan pusat pembangklit listrik tenaga hibrid yang ada di kawasan pantai pandansimo Bantul. Di kawasan seluas 17 hektar ini pemanfaatan tenaga surya dan tenaga angin diperuntukan untuk kegiatan pendidikan, pertanian, perikanan, peternakan dan pariwisata. Bahkan dilengkapi dengan workshop instalasi kincir angin dan instalasi sel surya dengan total kapasitas 85 kw. “Ristek akan terus mempromosikan dan diseminasikan ke suluruh masyarakat terhadap hasil-hasil pemanfaatan energi baru terbarukan,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)