Dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc memperoleh penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara 2012 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pemberian penghargaan telah dilakukan oleh Presiden pertengahan bulan Desember 2012 lalu. Selain Eni, dua peneliti lain yang memperoleh penghargaan, yaitu Prof. Dr. Ir. Rindit Pambayun, MP (Unsri) dan Ir. Anny Mulyani, MS (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian).
Eni Harmayani memperoleh penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara untuk kategori pelayanan ketahanan pangan. Peneliti UGM ini dinilai berhasil meneliti dan mengembangkan teknologi pangan lokal untuk ganyong, garut, kedepok pisang, ubi kayu, umbi-umbian, dan lainnya sebagai pengganti beras dan terigu. Selain itu ia telah membina masyarakat, UKM maupun kelompok tani untuk menggunakan bahan pangan lokal.
Eni mengatakan proses seleksi dan penetapan calon penerima penghargaan dilakukan secara berjenjang mulai dari kabupaten/kota, propinsi hingga ke tingkat nasional.
“Pemberian penghargaan oleh Presiden telah dilakukan 14 Desember lalu,â€papar Eni, Rabu (2/1).
Ia menambahkan penghargaan yang diperoleh ini tidak lepas dari ketekunannya meneliti umbi-umbian seperti garut, ubi jalar, dan porang yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan lokal. Bahan pangan lokal dari umbi-umbian ini, kata Eni, selain bermanfaat bagi kesehatan juga bisa dimanfaatkan sebagai pengganti beras maupun terigu.
“Baik buat menjaga saluran pencernaan dan mencegah diare hingga meningkatkan sistem imun tubuh,â€papar perempuan kelahiran, Yogyakarta, 9 Juni 1963 itu.
Selain tekun meneliti bahan pangan lokal dari umbi-umbian, Eni juga serius memfasilitasi UKM yang ada di DIY dan sekitarnya agar mandiri dan mampu mengembangkan produk pangan lokal. Beberapa UKM ini tersebar di beberapa wilayah seperti di Klaten, Kulon Progo, Bantul, Gunungkidul dan Sleman.
“Ada yang mengembangkan emping garut di Bantul atau soun dari ganyong di Klaten,â€terang Eni.
Eni yang pernah menjabat Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM ini menilai Indonesia sebenarnya kaya dengan bahan pangan lokal. Sayangnya, kekayaan itu belum dikembangkan secara optimal. Padahal, bahan pangan yang banyak mengandung serat saat ini tengah menjadi tren menggantikan beras maupun terigu.
‘Kandungan karbohidratnya tetap sama tinggi. Kalau ini dikembangkan maka sekaligus akan dapat sebagai diversifikasi pangan,â€urai Eni.
Rajin Meneliti
Eni Harmayani selama ini tidak saja melakukan penelitian di dalam negeri, tetapi juga bersama mitranya di luar negeri: Jepang, Jerman dan Swedia; dengan melibatkan peneliti muda dari berbagai wilayah di Indonesia, yang dijadikan kader dalam penelitian dan pengembangan pangan lokal di tanah air.
Beberapa hasil penelitian Eni Harmayani telah menghasilkan prototype, antara lain: efferfescent probiotik, patennya telah didaftarkan; kue kering (cookies prebiotik) dari umbi-umbian lokal; dan berbagai jenis pangan lokal yang bermanfat sebagai pangan fungsional. Sementara itu produk pangan lokal yang dihasilkan kelompok binaan Eni Harmayani, sebagian diperkenalkan dan dipasarkan melalui Gerai Pangan Sehat (GPS) di UGM.
Selain penghargaan ini, atas prakarsa dan kegigihannya sebagai dosen dan peneliti di bidang pangan dan gizi, Eni telah memperoleh berbagai jenis penghargaan di tingkat nasional dan internasional, antara lain: 1st place Poster Competition, Institute of Food Technologist, Colotado Chapter, USA tahun 1991; 2nd place of Microbiology Competition, Institute of Food Technologist, Colotado chapter, USA tahun 1992; Dosen Teladan 1 Fakultas Teknologi Pertanian UGM tahun 1997 dan Innovative Research Grant, UGM tahun 2005 (Humas UGM/Satria AN)