Yogya, KU
Pemakaian obat tetes mata yang mengandung steroid secara terus menerus pada anak dalam waktu lebih dari dua bulan secara terus menerus akan menyebabkan kebutaan.
“Penggunaan obat tetes mata yang ada kandungan steroid menyebabkan tekanan dalam bola mata yang cukup lama sehingga kerusakan pada syaraf penglihatan. Kasus ini paling banyak dijumpai pada anak-anak termasuk generasi muda di bawah usia 20 tahun,†ujar Pakar Dokter Spesialis Mata UGM Prof. dr. Suhardjo, SU, Sp.M(K), kepada wartawan, Kamis ( 6/12) di Ruang Poliklinik Mata RSP Sardjito.
Menurut ketua Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami ) DIY ini pemakaian steroid yang tidak beraturan sebelumnya akan sebabkan glaukoma permanen yang tidak dapat dipulihkan dan akhirnya mengalami kebutaan pada anak.
“Awalnya ditandai dengan tekanan delam bola mata meningkat, mata terlihat merah ketika mendapat serangan akut, silau dan nyeri,†jelasnya.
Umumnya pemakaian obat tetes mata yang mengandung steroid ini tanpa melalui anjuran dan resep dari dokter, sebaliknya dibeli langsung dari apotik.
“Seharusnya penggunaan obat tetes mata harus sesuai dengan aturan serta kontrol dari dokter jika pemakaiannya tidak teratur maka terjadi komplikasi mata,†tegasnya.
Obat tetes mata yang beredar di pasaran saat ini ditengarai oleh Suhardjo juga masih banyak mengandung beberapa bahan berbahaya sebagai derivate dari steroid, dexametason, betametason dan bahan anti alergi lainnya.
“Selain orangtua yang tidak tahu aturannya, ternyata masih banyak obat tetes mata yang juga berisi bahan berbahaya,†tegasnya.
Maka dari itu, tambah Suharjo, pemberian obat tetes mata harus diawasi secara rutin dan jika perlu sebaiknya dibawah pengawasam dokter anak dalam pemberiannya.
Menurut data yang dilaporkan oleh WHO, hampir 90 persen kebutaan di dunia terdapat di Asia dan Afrika, sepertiganya di asia tenggara. Penyebab utama kebutaan itu adalah katarak 1,02 persen, glaucoma 0,16 persen dan kelainan lainnya.
“Padahal 80 persen dari penyebab kebutaan ini dapat dicegah melalui tindakan preventif dan kuratif sedari awal,†tegasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)