Lima puluh guru besar dari 18 perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN BH) di Indonesia mengikuti program peningkatan kapasitas kepemimpinan guru besar di UGM.
Selama tiga hari, mulai 29 Februari hingga 2 Maret 2024 para pimpinan Majelis Dewan Guru Besar (MDGB) PTN BH tersebut akan mengikuti program The ALTITUDE (Academic Leadership Training on Innovative Transformation for University Development and Empowerment). Program ini dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan para guru besar dalam format Training of Trainers (ToT).
“Kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan kemampuan kepemimpinan akademik yang dinamis dan progresif serta relevan dengan jaman yang dilakukan melalui serangkaian training dan workshop serta FGD,” jelas Ketua Dewan Guru Besar. Prof. Dr. Ir. Mochammad Maksum, M.Sc., dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/2).
Maksum menyampaikan program The ALTITUDE merupakan wahana untuk menjalin kesepahaman dan merajut kekuatan bersama pimpinan perguruan tinggi, khususnya MDGB PTNBH se Indonesia. Program ini juga ditujukan untuk meningkatkan kapasitas para guru besar dalam kepemimpinan berbasis pengetahuan dan pengalaman bagi kemajuan dan kemuliaan bangsa. Selain itu juga sebagai wadah dalam mengembangkan model, media, dan modul pelatihan bagi pelatih (guru besar) yang diharapkan dapat menginspirasi masyarakat akademik.
“Model, modul, dan media pelatihan kepemimpinan The ALTITUDE ini akan dikembangkan sesuai karakter dan jati diri serta pola akademik di masing-masing perguruan tinggi MDGB PTNBH,”imbuhnya.
Selama pelatihan nantinya, para guru besar berkesempatan untuk berbagai praktik baik terkait kepemimpinan berbasis akademik yang inofatif dan transformatif serta peran para guru besar dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa. Tak hanya itu, dalam kegiatan ini juga akan dilaksanakan FGD dengan empat fokus yakni Ekosistem Budaya & Sosial, Teknologi & Sumberdaya Alam, Pertanian, Pangan & Kesehatan, dan Pendidikan & Tata Kelola.
Para guru besar juga nantinya berkesempatan untuk melakukan kajian lapangan di Borobudur dan berdiskusi dengan para arkeolog untuk mendapat pemahaman masa silam untuk meneguhkan pemahaman bahwa bangsa Indonesia mampu memimpin peradaban. Kajian lapangan dilaksanakan di Prambanan dan Ratu Boko. Di lokasi tersebut mereka akan melakukan kajian berdasar focus FGD dan merefleksikan untuk mengembangkan kepemimpinan masa kini dan masa depan.
Penulis: Humas DGB UGM; Editor: Ika