Meneguhkan keberadaannya sebagai lembaga yang peduli dengan kemajuan agribisnis Indonesia.
Dalam rangka memperingati lustrumnya yang kedua, Magister Manajemen Agribisnis (MMA) Fakultas Pertanian UGM mengadakan serangkaian kegiatan. Acara peringatan yang digelar mulai tanggal 30 April hingga 6 Mei 2009 ini mengusung tajuk “Membangun Agribisnis untuk Menggerakkan Perekonomian Nasional yang Kuat dan Berdaulat”.
Meskipun rangkaian kegiatannya sudah dimulai sejak tanggal 30 April 2009, upacara pembukaannya baru terjadi 1 Mei 2009. Menyusul Seminar Nasional tanggal 2 Mei 2009 dan Munas Alumni pada malam harinya. Kemudian acara lain yang juga diperuntukkan bagi alumni adalah Temu Alumni pada tanggal 3 Mei 2009. Sementara itu, Pameran dan Bursa Agribisnis akan berlangsung terus dari tanggal 30 April 2009 hingga acara penutupan pada tanggal 6 Mei 2009. Semua acara terbuka untuk umum.
MMA UGM berharap, melalui seminar nasional dan munas alumni akan diperoleh konsep strategis berkaitan dengan membangun agribisnis untuk menggerakkan perekonomian nasional menuju Indonesia maju dan berdaulat. Sedangkan berbagai acara lainnya ditujukan untuk memupuk semagat kebersamaan di kalangan civitas akademika, alumni, dan masyarakat luas untuk mempertahankan dan meningkatkan peran MMA UGM dalam meningkatkan kontribusi sektor agribisnis dalam perekonomian nasional dan ketahanan pangan.
Selain itu, acara ini juga merupakan bukti eksistensi MMA UGM yang telah berdiri selama 10 tahun. “Acara ini kan untuk memperingati hari lahir MMA. Lustrum MMA yang pertama, lima tahun lalu, juga diperingati dengan berbagai kegiatan. Sekarang ini sudah 10 tahun, dari tahun 1999 hingga 2009, ya sebagai bukti eksistensi MMA,” ujar Nirmala, anggota kesekretariatan lustrum kedua MMA UGM..
Dalam menggelar Pameran dan Bursa Agribisnis, MMA UGM menjalin kerja sama dengan Asosiasi Pasar Tani (Aspartan) yang berdiri di bawah Dinas Pertanian Propinsi DIY bagian pemasaran. Aspartan membawa para petani yang menjadi anggotanya dan membuka 40 stand yang memamerkan berbagai hasil produksi pertanian. “Kami menampung petani yang menjadi anggota Aspartan yang berasal dari empat kabupaten, Gunung Kidul, Sleman, Kulon Progo, dan Bantul. Aspartan menjembatani hasil produksi baik segar maupun olahan. Ada tanaman hias, produk pertanian, kelinci, susu, teh herbal, dan berbagai makanan lainnya,” jelas Satiman, pengurus Aspartan.
Melalui pameran tani ini, Aspartan berharap mereka bisa mempertemukan produsen dan konsumen secara langsung tanpa adanya pihak ketiga. Dengan demikian, mata rantai penjualan yang selama ini panjang bisa diperpendek. Pameran dan Bursa Agribisnis ini dibuka di sepanjang pelataran utara Fakultas Pertanian UGM mulai pukul delapan pagi hingga sembilan malam (Susan, Abrar).