Pemberlakuan pengelolaan keuangan Badan Layanan umum untuk Perguruan Tinggi Negeri eks Badan Hukum Milik Negara (PT. BHMN) membatasi ruang “kemerdekaan†dalam pengelolaannya. Sebaliknya bagi PTN di luar PTBHM, pemberlakuan ini memberikan ruang “kemerdekaan†dalam pengelolaan keuangannya.
Prof. Drs. Mohammad Nasir, M.Si, Dekan FEB UNDIP, mengaku aturan pengelolaan Badan Layanan Umum menjadikan beberapa PTN bukan PT BHMN lebih leluasa dalam pengelolaanya. Dengan konsep BLU, pendapatan yang diterima seperti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB) dapat dipergunakan secara langsung.
“Seperti membuat SPBU untuk kebutuhan kampus. Bagi kami yang tadinya PTN, BLU tentu memberi kemerdekaan, tapi bagi yang PT BHMN tentu sebaliknya,â€
katanya di ruang Balai Senat UGM, Kamis (31/1) saat menjadi pembicara pada Sosialisasi Implementasi Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Dalam sosialisasi yang dibuka Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset UGM, Prof. Dr. Budi S. Wignyosukarto, Dip., H.E, turut membagi pengalaman Kanwil DXIV Ditjen PBN DIY, Drs. Hendro Baskoro, MM dan Ketua Tim PPK BLU ITB, Ir. Mary Handoko Wijoyo, M.Sc Dekan FEB UNDIP. Pembicara lainnya, Wakil Rektor Bidang PKSI UGM, Dr. Didi Achjari, M.Com., Ak dan ULP UNNES, Drs. Herry Suroso, S.T., M.T, dengan bertindak selaku moderator Drs. Haryono, M.Com, Ak, Direktur Keuangan UGM.
Wakil Rektor Bidang PKSI, Dr. Didi Achjari, M.Com mengatakan dengan pengelolaan mengacu Badan layanan Umum maka UGM setidaknya harus menyusun standar pelayanan minimum. Sebab saat ini standar layanan minimun tersebut masih bervariasi.
Seperti layanan ditingkat universitas dan fakultas masih bermacam-macam.
Ada standar layanan yang sudah baik, artinya layanan sangat cepat, penuh senyum dan ramah, namun ada layanan yang sebaliknya.
“Ini perlu kita benahi, memang ada beberapa unit sudah menerapkan ISO. Sayang ISO tidak inline dengan standar layanan minimum, karena ISO menulis apa yang dilakukan, dan lakukan apa yang ditulis. Ini tidak menjamin layanan minimum terlayani disemua unit di lingkungan UGM, sehingga tentu menjadi pekerjaan rumah kita,â€paparnya. (Humas UGM/ Agung)