YOGYAKARTA – Militansi, disiplin, loyalitas dan jiwa korsa prajurit TNI mengalami diskontinuitas. Pada masa lalu energi militansi, disiplin dan jiwa korsa prajurit diarahkan semata-mata untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, namun saat ini energi tersebut lebih diperuntukan untuk kepentingan pragmatis, yakni kenaikan pangkat dan jabatan sehingga menciptakan tumbuh suburnya sistem patron klien dalam tubuh TNI. Hal itu diungkapkan Mayor Jenderal TNI sekaligus Deputi Bidang Politik dan Strategi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, Kitaran Joy Sihotang, dalam ujian terbuka promosi doktor di gedung PAU UGM, Sabtu (2/2). Bertindak selaku promotor Prof. Dr. Heru Nugroho dan Ko-Promotor Prof. Dr. Irwan Abdullah. Joy mengatakan, dorongan pragmatis menyebabkan kesalahpahaman doktrin yang keliru di kalangan prajurit TNI. Bahkan miskonsepsi ini terjadi akibat kekeliruan paradigmatik yang diterima prajurit pada masa pendidikan. Sejak masa pendidikan telah ditanamkan pandangan bahwa senior tidak pernah melakukan kesalahan dan tidak bisa disalahkan. “Akibat terburuk dari pemahaman dan praktik tersebut menghambat reformasi kultural prajurit TNI,†tandasnya. Pada level kultural prajuit TNI, tambahnya, reformasi TNI mengalami kesulitan karena kultur pajurit TNI bersifat inheren bukan eksteren. Berbeda dengan dengan reformasi struktual TNI yang bersifat eksternal karena adanya dorongan dari luar isntitusi TNI. “Reformasi kultural prajurit bersifat inheren, muncul bukan karena desakan dari luar,†katanya. Dengan demikian, reformasi struktural TNI tidak serta merta menghasilkan reformasi kultural prajurit TNI karena kultur prajurit TNI berada pada ranah personal yang sempit dan tertutup serta bersifat internal. Sedangkan pada level institusional yang bersifat struktural, proses transisi reformasi TNI lebih mudah dilakukan. Lebih mudah dan cepat dilakukan karena adanya kekeliruan institusional TNI yang dilakukan pada masa Orde Baru yang bersifat ekspansif dan menekan ruang sipil seperti praktik dwifungsi ABRI dan masukknya TNI dalam dunia bisnis. (Humas UGM/Gusti Grehenson)