Kondisi fisik lahan di daerah aliran sungai (DAS) terbukti berpengaruh terhadap volume debit puncak. Beberapa diantaranya adalah lereng, batuan , tanah, dan kerapatan tutupan vegetasi. Hal tersebut disampaikan oleh Drs. Suryono, M.S., staf pengajar pada Fakultas Geografi UGM saat melaksanakan ujian terbuka program doktor, Senin (4/2) di Fakultas Geografi UGM.
Suryono mengungkapkan bahwa kondisi lereng yang semakin curam menjadi penyebab kenaikan debit puncak DAS. Hal serupa juga akan terjadi apabila keadaan tanah dan batuan yang semakin kedap air serta rendahnya kerapatan tutupan vegetasi. Selain itu, debit puncak turut dipengaruhi besaran prosentase luas tegalan dan semak belukar.
“Sebaliknya semakin besar prosentase luas lahan hutan dan perkebunan serta luas sawah bisa menurunkan debit puncak,†tuturnya.
Mempertahankan disertasi berjudul “Kajian Geografis Hubungan Antara Kerentanan dan tipologi Das Dengan Debit Puncak di Satuan Wilayah Sungai Kuto-Garangâ€, Suryono memaparkan bahwa luas DAS, faktor topografi dan kepadatan alur sungai merupakan faktor morfometri DAS yang sangat berpengaruh terhadap debit puncak. Sementara dari hasil penelitian yang dilakukan Suryono di Satuan Wilayah Sungai (SWS) Kuto-Garang yang berada di Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Semarang diketahui tingkat hubungan indeks komposit kerentanan DAS dengan debit puncak lebih baik disbanding tingkat hubungan indeks kerentanan setiap variable kerentanan. Dengan begitu debit puncak merupakan hasil proses dari sejumlah komponen seperti hujan, fisik lahan, morfometri DAS, dan antropogenik dalam DAS.
“Untuk debit puncak maksimum dipengaruhi oleh indeks komposit morfometri DAS, indeks komposit fisik lahan, dan indeks komposit antropogenik,†papar pria kelahiran Yogyakarta, 21 Juli 1948 ini.
Hasil lain menunjukkan DAS Bodri di Kabupaten Kendal dan DAS Garang-Pajang di Kabupaten Semarang merupakan tipe DAS yang termasuk rentan terjadi debit puncak yang tinggi. Sementara dari peta indeks komposit kerentanan DAS memperlihatkan kedua DAS tersebut menjadi daerah yang dharus diprioritaskan untuk dikelola. “ DAS Bodri dan DAS Garang-Pajangan merupakan DAS prioritas untuk dikelola dengan sasaran pengelolaan berdasarkan pada komponen DAS yang indeks kerentanannya tinggi,†jelasnya. (Humas UGM/Ika)