YOGYAKARTA – Program Double Degree Geoinformasi untuk Manajemen Bencana (Geoinformation for Spatial Planning and Risk Management), Program Studi Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM memberangkatkan 13 mahasiswa ke Belanda. Mereka akan menempuj kuliah di International Institute for Geo-Information Science and Earth Observation (ITC) Belanda.
Ketua pengelola prodi Magister Geoinformasi untuk Manajemen Bencana UGM, Prof. Dr. Sudibyakto, MS., mengatakan ketigabelas mahasiswa akan menempuah pendidikan selama 3 bulan di Belanda. Diaharapkan akan memberikan wawasan lebih luas dan mendalam tentang sains dan teknologi geoinformasi untuk kajian bencana alam dan penataan ruang kawasan rawan bencana. Selanjutnya Mahasiswa yang mengambil program “double degreeâ€ini nantinya akan mendapatkan gelar ganda dari UGM dan ITC Twente University, Belanda. Di Belanda, para mahasiswa akan mengambil modul “Natural Hazard Modelling and Risk Assessment†.
Pengiriman mahasiswa ini diharapkan menambah sumber daya manusia di bidangan manajemen risiko bencana. Mengingat semakin banyaknya kejadian bencana alam di Indonesia, baik gempabumi, tsunami, banjir dan tanah longsor, serta letusan gunungapi. Program setudi master ini dibuka sejak tahun 2006, dalam rangka mendukung misi UGM menuju Universitas Riset berkelas dunia. “Kurikulum program ini dirancang selama 2 tahun (empat semester), namun dalam prakteknya sebagian besar ditempuh dalam 18 bulan,†kata Sudibyakto kepada wartawan, senin (18/2).
Dari 13 mahasiswa, kata Sudibyakto, empat diantaranya telah mendapatkan Beasiswa Unggulan dari BPKLN (Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri) Depdikbud sebesar Rp.67.404.000,? (Euro 5.480) per mahasiswa selama di Belanda. Mereka itu adalah Cut Madinna Tiraya, Primanda Kiky Widyaputra, Fitrie Atviana Nurritasari, dan Khairunnisa Adha. Mereka lulusan S1 dari UGM, IPB, dan UNHAS. (Humas UGM/Gusti Grehenson)