YOGYAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi, peluang kerja di Indonesia seharusnya juga cukup tinggi. Sejauh ini permintaan pasar tenaga kerja di Indonesia mencapai 113 juta orang. Sementara ketersediaan SDM terampil yang tersedia masih berada pada angka 104 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja Indonesia sebenarnya potensial dan akan semakin luas di tahun-tahun mendatang.
Peluang kerja tersebut tidak hanya diperebutkan tenaga kerja lokal namun juga diperebutkan oleh tenaga kerja asing. Pasalnya, diterapkannya ASEAN Single Community tahun 2015 akan diikuti dengan semakin bebasnya arus SDM terlatih dari luar negeri yang bisa bekerja di Indonesia. “Tenaga kerja Indonesia harus mampu bersaing dengan calon tenaga kerja dari Negara lain,†kata Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno., M.Soc., Sc., dalam acara wisuda program Sarjana dan Diploma periode II tahun akademik 2012/2013 di Grha Sabha Pramana, Selasa (19/2).
Besarnya peluang kerja di pasar kerja karena naiknya pertumbuhan industri. Namun demikian, Pratikno menekankan pentingnya tenaga kerja Indonesia tidak hanya mengandalkan ijazah untuk mencari lapangan kerja. Yang tidak kalah penting menyukai tantangan untuk menciptakan lapangan kerja dengan menjadi wirausaha. Menurutnya, profil kewirausahaan Indonesia masih sangat lemah. Idealnya, minimal 2 % dari angkatan kerja adalah wirausahaan. “Minimal 4,4 juta penduduk Indonesia menjadi pengusaha, namun saat ini baru memiliki 0,18 persen pengusaha atau sekitar 400.000 orang saja,†katanya.
Pratikno mencontohkan Amerika Serikat yang memiliki jumlah wirausahaan mencapai 11,5 persen dari total angkatan kerja. Bahkan di Singapura jumlah wirausahaan mencapai 7 persen.
Ia menerangkan, UGM saat ini berupaya untuk mengembangkan semangat dan keterampilan kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Beberapa diantaranya adalah adanya program Mahasiswa Wirausaha yang bekerja sama dengan perbankan dan perusahaan. Program kreativitas mahasiswa dan pembekalan kewirausahaan ini bekerjasama dengan alumus UGM yang sukses menjadi wirausaha.
UGM Luluskan 1.464 Sarjana dan Diploma
Universitas Gadjah Mada kali ini meluluskan 1.464 lulusan. Terdiri 999 lulusan sarjana dan 465 ahli madya. Lama studi rata-rata lulusan sarjana 4 tahun 8 bulan dan 2 tahun 8 bulan untuk lulusan diploma. Waktu studi tersingkat untuk program sarjana diraih Kabul Astuti dari prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, yang lulus dalam waktu 3 tahun 1 bulan. Sedangkan program Diploma diraih Rahmat dari prodi Agro Industri, Sekolah Vokasi, yang mampu menyelesaikan studi 2 tahun 9 bulan.
Lulusan sarjana termuda diraih Seini Intanalia Zalukhu dari prodi Bahasa Korea, Fakultas Ilmu Budaya, yang berhasil meraih gelar sarjana pada usia 20 tahun 1 bulan 28 hari. Sedangkan Ahli Madya termuda diraih Icuk Fivatin dari prodi Manajemen, Sekolah Vokasi, yang lulus pada usia 19 tahun 3 bulan 11 hari.
Jumlah wisudawan S-1 reguler yang berpredikat cumlaude pada wisuda periode ini sebanyak 203 orang atau 20,40 %, sedangkan wisudawan cumlaude untuk Diploma sebanyak 109 orang atau 23,44 persen.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi diraih Seini Intanalia Zalukhu dari prodi Bahasa Korea, Fakultas Ilmu Budaya, yang lulus dengan IPK 3,96. Adapun untuk program Diploma, IPK tertinggi diraih Mareta Hera Lusitasari dari prodi Akuntansi, Sekolah Vokasi, yang lulus dengan IPK 3,96. (Humas UGM/Gusti Grehenson)