YOGYAKARTA – Mahasiswa, Magister Manajemen (MM) UGM berhasil menorehkan prestasi di tingkat nasional. Sepanjang tahun 2012, setidaknya tim MM UGM berhasil menjadi juara dalam tiga ajang kompetisi bisnis diantaranya, pertama, juara Master of Journey Management, Fakultas Ekonomi UI. Kedua, juara pertama kompetisi bisnis yang diadakan International Association of Students in Economic and Commercial Sciences (AIESEC) UI, dan ketiga, menjadi the best team dalam kompetisi bisnis National Business Case Competition yang dilaksanakan oleh Universitas Airlangga, Surabaya.
Direktur MM UGM Prof. Dr. Lincolin Arsyad, MBA., mengatakan prestasi yang dicapai mahasiswa UGM ini cukup membangggakan. Kendati demikian dia mengharapkan mahasiswa tidak hanya mampu juara di tingkat kompetisi nasional namun juga bisa beprestasi di tingkat internasional. Oleh karena itu, dia mendukung penuh keikutsertaan tim mahasiswa MM UGM dalam final kompetisi bisnis di Thailand pada bulan Maret mendatang.“Bukan hanya tingkat lokal kita bisa juara tapi juga di tingkat internasional juga bisa juara,†kata Lincolin saat membuka kegiatan parade pride business competition club di auditorium Sukadji Ranuwiraho, Jumat (22/2).
Dalam kesempatan itu, Lincolin mendorong mahasiswa untuk ikut aktif dalam berbagai perlombaan kompetisi bisnis. Menurutnya perlombaan semacam itu akan memberi pengalaman dan penambahan pengetahuan bagi mahasiswa untuk belajar banyak pengalaman di luar akademis. “Di dunia ini tidak banyak yang bisa berprestasi. Mereka yang berprestasi umumnya berasal dari minoritas dan orang-orang terpilih,†katanya.
Dalam presentasi parade of pride, First Team yang terdiri Dyah, Adrian Tony Prakoso dan Yosep Andi yang menggondol juara kompetisi bisnis MJM UI 2012 lalu mempresentasikan kembali ide strategi bisnis yang mereka tawarkan terkait strategi transformasi PT Pos Indonesia. Dyah menuturkan, mengatakan tantangan utama yang dihadapi Pos Indonesia terletak pada perbaikan marketing dan human resources. “Kita menawarkan konsep Refresh, Reform, Recharge berupa inovasi pelayanan untuk meningkatkan kepuasan konsumen,†katanya. Karena ide bisnis yang ditawarkan dinilai baik oleh Dewan Juri tim ini dinyatakan sebagai pemenang dengan demikian berhasil menyisihkan 70 tim yang ikut kompetisi tahunan tersebut. Dengan demikian, dua tahun berturut-turut MM UGM menjadi juara.
Sedangkan Tim Baruklinting, mencoba mengolah permsalahan sosial menjadi sebuah peluang bisnis. Tim yang terdiri dari Eko Prasetyi, Titis dan Palupi ini menawarkan pemanfaatan eceng gondok di danau rawa pening kabupaten Semarang untuk dimanfaatkan menjadi pupuk organik. Berawal dari permasalahan sosial eceng gondok rawa pening dimana pemerintah telah menggelontorkan dana sekitar Rp 6 milyar untuk membasmi enceng gondok. Pasalnya satu tanaman eceng gondok mampu menghasilkan puluhan ribu tanaman dalam waktu 8 bulan. “Kami menawarkan pembuatan pupuk oragnik Cengok, dari ide bisnis dari pengolahan hingga pemasaran kita melibatkan masyarakat sekitar,†kata Palupi, salah satu pemenang kompetisi sosial bisnis challenge AIESEC. (Humas UGM/Gusti Grehenson)