Mewujudkan individu dan keluarga sehat sekaligus tangguh sangat penting di tengah derasnya arus sosial yang patologis saat ini. Ditambah lagi banyaknya persoalan sosial semakin memperberat keluarga untuk mewujudkan kesejahteraan .
Prof. Dr. Tina Afiatin, M.Si., Psi., staf pengajar Fakultas Psikologi UGM menyebutkan keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat dipastikan akan terpapar dampak problem sosial yang bersifat patologis. Apalagi dengan kondisi media massa yang setiap harinya menampilkan berbagai berita tentang tinggi dan beragamnya tidnak kriminalitas, baik berupa pencurian, permapokan, premanisme, perkosaan, korupsi, serta peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
Menurutnya keluarga yang sehat bukan berarti keluarga yang tidak memiliki masalah. Namun, keluarga sehat dan tanggung adalah keluarga yang bisa menghadapi berbagai tekanan dan dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada. “Sementara di lain pihak kehidupan dalam keluarga merupakan pusat pengembangan potensi manusia baik secara biloogis, psikis, sosial maupun religius,†jelasnya saat dikukuhkan dalam jabatan guru besar UGM bidang Psikologi, Rabu (27/2) di Balai Senat UGM.
Saat menyampaikan pidato pengukuhan berjudul †Fungsi Mixed Methods Dalam Penelitian Psikologi Keluarga“ Tina menuturkan bahwa melalui institusi keluarga, manusia tumbuh dan berkembang dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sehingga dalam keluarga yang sehat dan sejahtera menjadi lahan yang subur dalam menumbuh-kembangkan anggota keluarga. “ Dari keluarga sehat dantangguh ini diharapkan tercipta generasi yang tanggung dan memberikan kemanfaatan bagi sesam adan lingkungan,†kata wanita kelahiran Yogyakarta , 11 April 1964ini.
Lebih lanjut dikatakan Tina bahwa keluarga merupakan salah satu kajian dan cabang dari ilmu psikologi yang berkembang sangat pesat dan dikenal sebagai psikologi keluarga. Dinamika dan hubungan timbal balik dalam interaksi perkawinan dan keluarga menjadi inti dari pembelajaran dan penelitian dari psikologi keluarga.
Ditambahkan Tina, seiring dengan berbagai perubahan lingkungan alam dan psikososial, tak luput memunculkan perubahan dinamika, pola interkasi, proses dan upaya pencapaian kesejahteran keluarga. Berbagai perubahan kebijakan sosial maupun ekonomi yang tidak diantisipasi dan gagal diatasi oleh keluarga tak jarang memicu stress dan gangguan fungsi keluarg. Karenanya beberapa keluarga diperbolehkan mengembangkan gaya dalam menghadapi masalah untuk beradaptasi dengan perubahan sehingga keluarga dapat tetap sehat dan berfungsi. “Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa keluarga yang berfungsi dengan baik dan memiliki resiliensi terhadap stress cenderung menunjukkan sejumlah karakter kunci, perilaku, dan nilai-nilai yang baik. Namun perlu diperhatikan pula bahwa kekuatan masing-masing karakter dan kombinasi berbagai karakter antar keluarga satu dengan lainnya juga dipengaruhi oleh orientasi etnis,â€urainya. (Humas UGM/Ika)