Pusat Studi Energi (PSE) UGM dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) terus melakukan penelitian terhadap pengembangan kapabilitas thermalhidrolik di Indonesia untuk proses disain dan analisa komponen reaktor nuklir. Bahkan secara khusus keduanya membahas permasalahan tersebut dalam workshop bertajuk “Perkembangan Coupled Coc Neutronik – Thermalhidrolika Berbasis Menunjang Sistem Pengawasan Instalasi Nuklir†di PSE UGM, selama dua hari, tanggal 7-8 Maret 2013.
“Jujur saja, komponen paling penting dalam proses disain nuklir adalah analisa thermalhidroliknya. Jadi bagaimana menganalisa aliran fridanya, analisa perpindahan panasnya, hingga menyangkut ke struktural integritinya, terkait kemampuan material komponen reaktor menahan panas yang dipindahkan,†tutur Kepala PSE UGM, Dr. Deendarlianto, di PSE UGM, Rabu (13/3) memberi penjelasan terkait pelaksanaan workshop.
Dikatakan Deendarlianto, konsep reaktor nuklir sebenarnya sederhana, sebab didalamnya ada beberapa bidang ilmu yang dipakai, ada material science, neutronik dan thermalhidrolik. Thermahidrolik sendiri merupakan bagian dari reaktor safety atau keamanan reaktor. “Di Amerika ada yang namanya energy nuclear comission dan di Jerman ada lembaga sejenis. Salah satu bidang yang diunggulkan dalam proses perancangan dan pengoperasian reaktor yang aman adalah thermalhidrolik, salah satu solusi yang dipergunakan adalah penggunaan CFD, Computasional Fluid Dinamics,†katanya.
Terkait CFD, Deendaerlianto bersama beberapa Perguruan Tinggi di Jerman aktif mengembangkan CFD Codes. Yaitu mengembangkan code-code CFD dalam rangka untuk menganalisa dan memprediksi kondisi reaktor nuklir. “Tiap tahun, kita bekerjasama dengan riset center terbesar di Jerman Helmholtz-Zentrum Dresden-Rossendorf (HZDR). Bentuk kegiatan macam-macam ada join research, join student exchange, scientis action, dan hasil yang kami peroleh kita desiminasikan ke teman-teman di Bapeten,†tambahnya.
Deendarlianto mengaku PSE UGM dan Bapeten memiliki penelitian yang hampir sama. Semua penelitian didisiminasikan dengan cara sharing, saling melengkapi dan saling mengkritisi terhadap kapabilitas kedua lembaga.
“Goalnya, tentu saja agar ada hubungan lebih jelas dalam rangka mengisi kerjasama yang sudah ada antara UGM dan Bapeten. Jadi bagaimana kita mendevelop kemampuan CFD kita, khususnya bidang thermalhidrolik yang lebih mendalam,†pungkasnya. (Humas UGM/ Agung)