YOGYAKARTA – Sukses dan tidaknya sebuah produk di pasaran di masa mendatang dapat dirumuskan dengan mengintegrasikan tingkat penjualan dan kepuasan konsumen dengan menggunakan pendekatan regresi. Pengembangan perancangan konsep produk sukses telah dapat dilakukan dengan mengintegrasikan faktor antar segmen dan pengaruh etnik dalam Quality Function Deployment (QFD). Hal itu dikemukakan Dosen Fakutlas Teknologi Informasi (FTI) UII, Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng., Sc dalam ujian doktor di Fakultas Teknik UGM, Jumat (15/3).
Dalam disertasinya, Widodo menyebutkan faktor kesuksesan produk sangat bervariasi antara jenis dan segmen produk. Merek, tampilan dan lama di pasar adalah ariabel yang berpengaruh terhadap tingkat penjualan untuk semua produk dan segmen. “Karena tampilan produk berhubungan dengan citra produk,†katanya.
Kendati demikian, terdapat perbedaan preferensi, penilaian kinerja dan persepsi citra produk antar etnik. Yang terakhir ini, dari analisis budaya menunjukkan bahwa tedapat pengaruh perbedaan etnik terhadap preferensi kepentingan atribut produk, kinerja suatu produk dan komponen citra yang ditimbulkan. “Dari ketiga etnik yang diteliti, Jawa, Minang dan Sasak memiliki perbedaan persepsi terjadap ketiga komponen tersebut,†katanya.
Dari hasil penelitiannya terhadap 33 seri telepon genggam atau HP yang terbagi menjadi 11 seri low end; 12 HP medium end dan 10 HP high end. Selanjutnya 14 seri sepeda motor dengan masing-masing segmen terpilih 7 seri dan terpilih 11 seri mobil yang terbagi dalam 5 seri mobil low end dan mobil medium high end. Pada produk HP, etnik jawa menekankan pada garis, etnik minang menekankan keybord sedangkan etnik Sasak menekankan pada bentuk. Namun ketiga etnik memiliki persepsi yang sama akan warna terang yang mendominasi citra mewah, artistik, menarik dan aktif.
“Warna gelap berhubungan dengan citra maskulin khususnya untuk etnik jawa dan minang, tapi ketiga etnik menghubungkan ukuran ketebalan hp dengan citra maskulin, mewah, modern dan artistik,†ujarnya.
Pada produk sepeda motor, ketiga etnik mempersepsikan motor bebek dengan citra maskulin dan kuat sedangkan sepeda motor matik dengan citra mewah, moderen, menarik dan aktif. “Ketiganya sepakat menempatkan velg racing memiliki citra maskulin, mewah, modern, artistik, kuat, formal, menarik dan aktif,†katanya.
Sedangkan pada produk mobil, etnik jawa dan minang cenderung menempatkan atribut ukuran mobil lebih penting dari atribut lampu sedangkan etnik sasak menempatkan atribut lampu lebih penting dari ukuran.
Dari penelitian ketiga produk yang diteliti, Widodo mengakui merek merupakan satu-satunya variabel yang berpengaruh pada tingkat penjualan pada semua etnik. Adapun penentuan nilai hubungan kebutuhan konsumen dan persyaratan teknis didasarkan pada nilai tingkat kepentingan yang dihasilkan dari analisis conjoint untuk setiap etnik sehingga bersifat lebih objektif. (Humas UGM/Gusti Grehenson)