Penyakit jantung hingga saat ini masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Data WHO (2005) memperlihatkan sedikitnya 17,5 juta atau sekitar 30 persen kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Sementara 60 persen penyebab kematian penyakit jantung ditimbulkan dari penyakit jantung koroner.
Sementara keberhasilan pengobatan penyakit jantung sangat bergantung kepada kecepatan penanganan penyakit. Oleh sebab itu tindakan pendeteksian dini terhadap PVC dan Segmen ST merupakan upaya pencegahan penyakit jantung yang bermanfaat karena lebih murah dan lebih efektif.
I Dewa Gede Hari Wisana, S.T., M.T., mengatakan bahwa penyakit jantung ini penting untuk diperhatikan karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Pada penyakit jantung, identifikasi kemunculan Premature Ventricular Contraction (PVC) dan Segmen ST sangat penting diketahui untuk menentukan strategi terapi dan prognosis. PVC mengindikasikan peningkatan risiko kematian tiba-tiba dan kemunculan Segmen ST sering menjadi tanda awal serangan jantung.
“Hanya saja, PVC dan Segmen ST seringkali tidak terdeteksi jika pemeriksaan dilakukan secara manual karena bentuk PVC dan Segmen ST bervariasi amplitude, fase, dan sudut kemiringannya. Selain itu kemunculannya hanya beberapa saat diantara isyarat elektrokardiogram (EKG) normal,†kata staf pengajar Politeknik Kesehatan Surabaya ini saat melaksanakan ujian terbuka program doktor, Senin (18/3) di Fakultas Teknik UGM.
Pada kesempatan itu, Wisana mempertahankan disertasi berjudul “Identifikasi Isyarat Elektrokardiogram Segmen ST dan Kontraksi Ventrikel Prematur Berbasis Gelombang SIngkatâ€. Dipromotori oleh Prof. Dr. Ir. Thomas Sri Widodo, DEA (alm.), dan ko-promotor Prof.Dr.dr. Moch Sja’bani, Sp.PD-KGH, M.Med.Sc., dan Prof. Adhi Susanto, M.Sc., Ph.D.
Melihat kondisi tersebut, Wisana menuturkan pendeteksian PVC dan Segmen ST menjadi penting. Meskipun telah dilakukan beberapa penelitian menggunakan sejumlah metode, namun hasil sensivitasnya masih kurang dalam mendeteksi kedua hal tersebut. Karenanya Wisana mencoba mengidentifikasi PVC dan Segmen ST menggunakan deteksi gelombang singkat.
“Metode ini dipakai untuk mengoptimalkan fungsi komponen frekuensi terhadap waktu dibanding metode STFT,†ujar pria kelahiran Surabaya, 2 April 1975 ini.
Gelombang singkat baru, lanjutnya, dibentuk dengan mencari nilai korelasi tertinggi pada setiap skala gelombang singkat sampai didapat persamaan gelombang singkat baru. Sementara analisis statistik menggunakan uji area under cruve untuk menilai sensivitas desain gelombang singkat baru. Adapun gelombang singkat baru yang digunakan adalah DeGeNorm, DeGePVC, dan DeGeSTSeg.
Hasil penelitian menunjukkan adanya keberhasilan gelombang singkat baru ini. Nilai-nilai yang diperoleh dari ketiga gelombang singkat baru lebih tinggi dibandingkan dengan Mexican hat dan Morlet. Penggunaan deteksi gelombang singkat baru ini juga mampu mengurangi kepekaan terhadap derau dengan penentuan masing-masing komponen eletrokardiogram secara akurat dan tepat.
“ Hal ini dikarenakan gelombang singkat yang ada secara umum dan tidak dikhususkan untuk mengidentifikasi PVC dan Segmen ST,†terangnya. (Humas UGM/Ika)