Menemukan gelombang singkat khusus melalui disain alat pembentuk rangsang pergerakan motorik belok kanan dan belok kiri dengan cara membelokan setir mobil ke arah kanan dan kiri, Dosen Jurusan Teknik Elektromedik, Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Surabaya, Endro Yulianto berhasil meraih gelar Doktor Bidang ilmu Teknik Elektro UGM. Dengan melakukan penelitian disain alat ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian para penderita lumpuh otot.
“Melalui penelitian alat ini diharapkan mendapatkan ciri spesifik dan melakukan klasifikasi terhadap sinyal troensefalogram atau EEG yang dibangkitkan dengan rangsangan pergerakan motorik belok kanan dan belok kiri, sehingga dari sinyal EEG tersebut didapat informasi yang berguna untuk melakukan komunikasi dengan perangkat luar seperti membelokkan kursi roda ke kiri dan ke kanan,†katanya di Fakultas Teknik UGM, Selasa (19/3).
Kata Endro Yulianto, hasil pengukuran sinyal EEG menggunakan Brain Computer Interface (BCI) selama ini dengan sensor yang ditempelkan di kulit kepala, selain mengandung multi-informasi, juga terdapat distorsi pada gelombang otak yang menjadi fokus pikiran. Hal ini disebabkan sinyal EEG yang terukur harus melalui tulang tengkorak.
“Sementara bentuk ciri spesifik dan kecepatan respon otak masing-masing individu terhadap rangsangan sangat berbeda-beda. Bahkan untuk individu yang sama, ciri spesifik dan kecepatan respon otak dapat menghasilkan respon yang selalu sama jika dilakukan pada waktu yang berbeda,’ jelasnya saatnya mempertahankan desertasi “Spesifikasi Ciri Sinyal EEG Untuk perintah Pergerakan Motorik Belok Kanan dan belok kiri Berbasis Gelombang Singkat Temuan Khususâ€.
Penelitian Endro Yulianto untuk meningkatkan nilai signal to niose ratio (SNR) dan mencari bentuk serta gelombang-singkat untuk pikiran belok kanan dan belok kiri, ini melibatkan 22 relawan. Hasil pengujian melalui metode korelasi gelombang-singkat terhadap data uji menunjukkan bahwa untuk dapat digunakan secara tepat, tiap relawan memiliki skala gelombang-singkat yang berbeda-beda.
“Hasil rerata dari 22 relawan untuk empat jenis pergerakan, 76 persen pergerkan belok kanan, 76 persen pergerakan belok kiri, 74 persen imajinasi belok kanan dan 72 persen imajinasi pergerakan belok kiri,†paparnya. (Humas UGM/ Agung)