YOGYAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tengah melakukan pemetaan ketersediaan dan kebutuhan logistik di masing daerah dalam rangka pemetaan sumber logistik sekaligus mempermudah koordinasi pengerahan logistik saat terjadi bencana dengan cara menggandeng pengusaha dan tokoh masyarakat. “Tiap BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) punya peta sumber logistik. Di Palembang sudah ada kerjasama dengan pengusaha dan tokoh masyarakat. Di Bali sudah kerjasama dengan 27 pemilik hotel agar bangunan hotel bisa dijadikan tempat sarana evakuasi dari bencana tsunami,†kata Direktur Bidang Losgistik BNPB, Sunardi, dalam seminar ‘Logistik Kemanusiaan’ di wisma Kagama, Selasa (19/3).
Kerjasama dengan Pengusaha dan Tokoh masyarakat tersebut menurut menurut Sunardi untuk memenuhi standar pelayanan minimal logistik yang harus dilakukan BNPB di daerah yang terkena bencana. “Logistik yang harus disediakan itu sedikitnya satu persen dati total populasi untuk kebutuhan selama 3 hari,†katanya.
Meski BNPB memilliki kewenangan untuk melakukan koordinasi terhadap sumber daya di luar BNPB namun tugas tersebut menurutnya tidaklah mudah dengan personil BNPB yang hanya berjumlah 400 orang. “Kordinasi butuh penataan kelembagaan dan sosialisasi dari aspek operasionalnya,†ungkapnya.
Namun demikian, tugas yang diemban BNPB sesuai dengan amanat peraturan perundang-undangan diberikan kemudahan akses untuk memobilisasi lembaga, peralatan dan perlengkapan, sumberdaya manusia, mulai dari SAR, TNI hingga POLRI. “BNPB memang tidak punya pesawat atau kapal. Namun bisa mengerahkan sumber daya agar kondisi korban bencana bisa normal kembali,†tuturnya.
Ketua Pengelola Prodi Pengelolaan Infrastruktur dan Pembangunan Masyarakat, Sekolah Pascasarjana UGM, Prof. Dr. Sunyoto Usman, mengatakan distribusi logistik kemanusiaan bertujuan meringankan beban penderitaan orang-orang yang tengah menerima musibah seperti korban bencana gempa bumi, erupsi gunung berapi dan tsunami. “Jadi kental dengan muatan moral,†ujarnya.
Dia menambahkan, logistik kemanusiaan harus mampu memberikan jaminan bahwa material dan perlengkapan yang diterima bagi korban bencana tidak hanya dalam kondisi baik namun juga terdistribusikan tepat sasaran serta diberikan dalam waktu cepat.
Keberhasilan logistik kemanusiaan bagi korban bencana di sejumlah daerah di Indonesia diakui Sunyoto Usman beberapa dapat dikelola dengan baik dan memenuhi target yang ditentukan namun ada beberapa di sejumlah daerah tertentu logistik kemanusiaan berjalan lamban karena tidak adanya perencanaan yang matang serta pengorganisasian dan pengawasan yang memadai. (Humas UGM/Gusti Grehenson)