Pada saat otoritas agama mulai melemah dalam kehidupan, dan pada saat yang sama mayoritas pikiran dan akal manusia mulai terpengaruh dengan gerakan westernisasi, maka diperlukan bentuk sastra yang memiliki karakteristik tersendiri yang keberadaannya berpegang teguh terhadap nilai-nilai dan ajaran agama. Untuk itu, sastra Islam dipandang sebagai mercusuar yang mampu menerangi jalan bagi seseorang yang menginginkan kebaikan bagi dirinya dalam kehidupannya, serta menjadi pengontrol tingkah laku manusia berdasarkan Al-qur’an dan Sunnah.
“Sastra Islam dalam kehidupan kita memiliki peran yang sangat penting bagi kemajuan sumberdaya manusia,â€ungkap Prof. Dr. Sangidu di ruang Balai Senat, Selasa (26/3) saat dikukuhkan sebagai Guru Besar pada Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Menyampaikan pidato pengukuhan “Sastra Arab dan Sastra Islam Konvergensi Dalam Membangun Teoriâ€, Sangidu mengatakan kelahiran teori sastra Arab berpijak pada kebudayaan Arab, demikian pula kelahiran sastra Islam berpijak pada kebudayaan Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits. Sastra Arab dan sastra Islam sesungguhnya terbuka lebar untuk karya-karya sastra kontemporer, dan sastra Islam memperhatikan cara-cara penyampaian karya sastra dengan cara membebaskan diri dari segala sesuatu yang menentang agama Allah.
“Karya-karya sastra tersebut justru akan diperkaya dengan nilai-nilai Islam yang sangat berharga,â€katanya.
Sementara itu sastra-sastra lainnya, kata dia, tidak bisa mengklaim bahwa teori dan metode yang dilahirkan itu hanya berasal dari kebudayaannya sendiri-sendiri, tetapi semuanya merupakan konvergensi dalam membangun teori dan metode secara bersama-sama yang pada gilirannya disesuaikan kondisi dan karakteristik pada sastra masing-masing. Sehingga lahirnya teori sastra, baik teori sastra Arab maupun teori sastra Islam tidak dapat diklaim bahwa kelahirannya hanya berasal dari kebudayaannya sendiri, namun lahir dari konvergensi dan melalui proses pengaruh-mempengaruhi (at-ta’tsir wat-ta’ats-tsur) dan proses intelektualisasi (at-tanashiyyah) sastra yang ada di muka bumi ini sejak kemunculannya hingga sekarang.
“Karena itulah, teori dan metode yang dibangun bersama-sama memiliki peran penting untuk memecahkan dan memberikan solusi terhadap sejumlah problematika kehidupan yang dihadapi oleh bangsanya,â€pungkasnya. (Humas UGM/ Agung, foto: Budi Harjana)