YOGYAKARTA – Sosiolog Kriminalitas UGM, Drs. Soeprapto, S.U., mengatakan penuntasan kasus penyerangan Lapas Cebongan harus melibatkan tim independen agar kasus tersebut bisa diusut secara tuntas. Jika tidak, dikhawatirkan kasus tersebut akan berlarut-larut dengan tidak ditemukan pelaku utama. “Masyarakat jangan memasang target kasus ini segera tuntas, saya khawatir kalau ada skenario demi menjaga kewibawaan kepolisian sehingga ada tersangka palsu yang dijadikan kambing hitam. Harus ada tim independen, seperti Komnas Ham dan Perguruan tinggi,†ujar Soeprapto kepada wartawan, Rabu (27/3).
Yang perlu dilakukan saat ini menurut Soeprapto adalah menyelamatkan server CCTV yang ada di Lapas Cebongan. Menurutnya, server itu menjadi salah satu sumber bukti kuat untuk mengenal identitas pelaku. Dia khawatir, apabila server tidak disimpan dan diselamatkan maka akan sulit menuntaskan kasus tersebut. “Sepanjang pengetahuan saya umumnya server utama tersimpan di tempat tersebunyi, tidak mungkin hanya dalam bentuk CPU, tidak mungkin pelaku berhasil mencarinya dalam tempo 15 menit,†katanya.
Untuk menuntaskan kasus penyerangan tersebut, menurutnya, kepolisian dan tim independen tidak hanya fokus pada peristiwa penyerangan Lapas namun menelisik lebih jauh peristiwa yang mendahului sebelumnya. “Penyerangan terjadi karena ada pembunuhan, kita perlu mengetahui dan mempelajari mengapa terjadi, ada apa di sana, siapa yang berseteru, siapa yang berkonflik. Ini yang perlu digali,†tandasnya.
Kendati berbagai kalangan menduga penyerangan tersebut sebagai bentuk aksi balas dendam dari kelompok tertentu namun Soeprapto menduga konflik tersebut bukan sekedar aksi balas dendam semata namun lahir dari adanya konflik antar kelompok yang disebutnya telah menggunakan penyalahgunaan ‘wewenang’ dari identitas yang mereka miliki untuk kepentingan mereka. “Seseorang memiliki multi keanggotaan yang rangkap tidak salah, tapi kemudian menyalahi wewenang itu untuk digunakan melakukan kooptasi yang menjurus pada eksploitasi yang tidak positif,†ujarnya
Aksi penyerangan yang dilakukan Lapas Cebongan diakuinya dilakukan oleh tim profesional. Soeprapto mengibaratkan aksi tersebut tak ubahnya sebuah film durasi pendek 15 menit yang digarap oleh sutradara dengan skenario yang cukup baik. Ia pun menilai aksi penyerangan tersebut menelan dana yang tidak sedikit. “Kelompok yang ditugasi ini tentunya dibiayai,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)