Tingkat konsumsi ikan nasional pada 2010, mencapai 30,48 kg/kapita/tahun, sedangkan di tahun 2011 rata-rata konsumsi ikan perkapita nasional mengalami kenaikan 3,81 persen menjadi 31,64 kg/kapita. Selama periode 2007?2011, rata?rata laju konsumsi ikan per kapita sebesar 5,04 persen.
Ir. Purnomo, General Manager Sales dan Marketing PT. Matahari Sakti, perusahaan yang bergerak di bidang pakan ternak mengatakan pada 2012 KKP menargetkan konsumsi ikan per kapita naik sebanyak 1,5 kg menjadi 33,14, kemudian di tahun 2013 sebesar 35,14 kilogram/kapita/tahun dan pada 2014 diharapkan mencapai sekitar 38,00 kilogram/kapita/ tahun. Dengan data tersebut memberi gambaran bahwa sektor perikanan dengan berbagai variabel pendukung akan terus mekar berkembang.
“Peluang ini akan terus meningkat, karena itu jangan pernah ada kata putus asa, merasa masa depan suram. Bangunlah brand diri sejak saat ini, bersungguh-sungguh niscaya pasti akan meraih kesuksesan,†ucapnya di Auditorium Fakultas Pertanian, Kamis (5/4) saat berlangsung kuliah Umum bertema Industri Perikanan dan Budidaya.
Menumbuhkan semangat enterpreunership, Purnomo berharap mahasiswa selalu berprestasi terbaik di saat kuliah. Sebab dengan menjadi yang terbaik membuka banyak pilihan dan peluang nantinya. “Karena bekerja untuk menjadi pegawai pun sekarang mensyaratkan IPK, dan tentunya saya yain anda bukan sekedar bekerja,†tambahnya.
Memaparkan berbagai keunggulan negara lain di bidang industri perikanan , Vietnam sebagai penghasil Patin, Thailand penghasil udang, China penghasil Nila dan Filipina penghasil bandeng, tentu menjadi tantangan bagi Indonesia. Bagaiamana Indonesia mampu membangun industri perikanan dengan memiliki keunggulan.
Sementara itu, Indonesia saat ini masih dihadapkan pada permasalahan pembangunan di bidang perikanan, masalah kualitas dan kuantitas pasokan, gangguan penyakit, pencemaran lingkungan dan biaya produksi. Belum lagi terkait keamanan pangan adanya logam berat, chloramphenicol, malachite green, metabolit nitrofuran, dan lain-lain, perubahan perilaku konsumen, perdagangan bebas & persaingan antar negara serta kekurangan pasokan pangan (food) dan bahan baku pakan (feed).
“Ini tentu menjadi tantangan mahasiswa, bagaimana menguasai ilmu dan penguasaan bahasa asing. Karenanya untuk sukses tergantung pada diri, bukan pada dosen atau siapapun,†paparnya (Humas UGM/ Agung)