YOGYAKARTA – Kesediaan penyumbang untuk bekerjasama dengan organisasi sangat diperlukan oleh organisasi filantropi. Kesediaan penyumbang itu dipengaruhi oleh kepercayaan dan relation commitment penyumbang. Kedua faktor ini mempengaruhi niat penyumbang untuk menyumbang kembali di organisasi tersebut di waktu mendatang. Oleh karena itu, organisai pengelola filantropi hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi komitmen penyumbang pada organisasi.
“Kepercayaan dan relationship commitment penyumbang berperan sentral dalam relationship marketing di organisasi nonlaba,†kata Dosen Fakultas Eknomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Tanti Handriana, dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Selasa (9/4). Bertindak selaku promotor Prof. Dr. Basu Swstha Dharmmesta, M.B.A., Ko-promotor Dr. Purwanto, M.B.A., dan Dr. Eko Suwardi, M.B.A.
Dalam penelitian disertasinya yang meneliti tentang anteseden dan konsekuensi kepercayaan dan relationship commitment penyumbang pada organisasi pengelola filantropi, Tanti mengatakan variabel kepercayaan dipengaruhi oleh kemunikasi, nilai-nilai bersama, dan rasa terima kasih penyumbang. Sedangkan relation commitment penyumbang dipengaruhi oleh manfaat nonmaterial, kedekatan sosial, nilai-nilai bersama, telationship marketing investment, dan kepercayaan.
Menurutnya, pengelola organisasi filantropi perlu untuk membangun nilai-nilai yang bisa diterima oleh penyumbang, Selain komunikasi yang efektif juga diperlukan upaya untuk meningkatkan hubungan dengan penyumbang.â€Upaya tersebut ternyata mampu mempengaruhi kepercavaan penyumbang,†katanya.
Relation commitment penyumbang pada organisasi nonlaba memiliki anteseden berupa manfaat-manfaat nonmaterial yang dirasakan oleh penyumbang, lewat adanya perasaan dekat secara sosial dengan orang-orang yang akan menerima sumbangan, adanya nilai-nilai yang sesuai antara penyumbang dan organisasi serta adanya kepercayaan penyumbang pada organisasi. (Humas UGM/Gusti Grehenson)