Strategi komunikasi pemasaran pariwisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara di desa wisata Kabupaten Sleman tetap menjadi masalah. Sebab hingga saat ini jumlah kunjungan ke obyek desa wisata belum tinggi. Menurut Dra. Shavitri Nurmala Dewi, MA, kurangnya promosi desa wisata di Sleman karena adanya keterbatasan anggaran. Sementara masyarakat lokal sendiri belum paham keberadaan desa wisata di Kabupaten Sleman. “Hal inilah yang menyebabkan kunjungan wisatawan nusantara di desa wisata masih rendah,†ujar Shavitri, Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Kamis (18/4).
Menjadi pembicara dalam Diskusi Bulan April Pusat Studi Pariwisata UGM bertema Desa Wisata DIY: Daya Saing, Inovasi dan Keberlanjutannya, Shavitri mengungkapkan jumlah wisatawan nusantara yang mengunjungi desa wisata dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Meski pernah meningkat dari tahun 2007 ke tahun 2008, namun di tahun 2009 sempat mengalami penurunan drastis. “Prosentase kunjungan dikatakan rendah sebab di tahun 2010, jumlah desa wisata di Kabupaten Sleman menjadi 37
desa wisata dalam lima tahun terakhir,†ungkapnya di ruang rapat PUSPAR UGM. Karena itu, kata dia, strategi komunikasi pemasaran perlu dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman serta para pelaku usaha desa wisata. Selain itu diperlukan berbagai strategi kreatif untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di desa wisata Kabupaten Sleman. Diantaranya melalui even-even yang secara tidak langsung memperkenalkan daya tarik desa wisata kepada wisatawan nusantara dan berbagai aktivitas yang berada di dalamnya.
“Yang tak kalah penting strategi media, perlu untuk mempublikasikan media cetak, koran, brosur, leaflet, booklet, media elektronik TV, radio, bioskop, dan media-media online,†imbuhnya. (Humas UGM/ Agung)