Sebanyak 100 Kepala Desa dari Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo mengunjungi Kebun Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM, Jum’at (19/4) lalu. Kunjungan yang dipimpin Kepala Dinas tersebut Pertanian, Perkebunan, Ketahanan Pangan dan Peternakan Kab. Bone Bolango, Ir. Ishaq Ntoma, M.Si.. dalam rangka studi banding mengenai sistem pertanian terpadu yang dijalankan oleh KP4 UGM.
Kepala KP4 UGM, Dr. Cahyono Agus dalam rilisnya menyebutkan pada kesempatan tersebut para Kepala Desa diberikan wawasan tentang pengelolaan sumber daya lahan, air, hewan, tanaman, lingkungan, maupun sumber daya manusia agar dapat diberdayaan secara optimal dan dikontribusikan secara nyata dalam pembangunan di desanya. Selain itu, peserta juga diajak berfikir kreatif memanfaatkan sumber daya alam dengan konsep 5 A yakni Agro-produksi, Agro-industr, Agro-teknologi, Agrobisnis dan Agro-wisata dari hulu ke hilir secara menyeluruh dan terpadu.
Terkait teknologi tepat guna dibidang sistem pertanian terpadu yang dikembangkan PP4 UGM, Cahyono Agus mengatakan bahwa teknologi tersebut dapat diadopsi langsung berdasar potensi wilayah Kab Bone Belango, Gorontalo. Melalui adopsi sistem dan teknologi tepat guna tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya.
“Wilayah 3T (tertinggal, terpencil, terluar) Indonesia mempunyai potensi besar yang selama ini masih terabaikan untuk mendukung keberhasilan kedaulatan wilayah NKRI, maupun pangan, energi serta budaya secara mandiri. Nampaknya, komitmen ekonomi dan politik yang mulai tumbuh perlu didukung dengan teknologi tepat guna yang sesuai agar segera mampu menggerakan ekonomi dan pembangunan di wilayah tersebut,â€paparnya.
Sementara Prof. Dr. Bambang Hendro, Kepala Bidang Tanaman Pertanian KP4 UGM yang ikut mendampingi kegiatan studi banding, dalam kesempatan tersebut menjelaskan tentang praktek-praktek implementasi konsep-konsep pertanian terpadu dengan pengelolaan bahan organik dan manajemen yang tepat. Program ini diharapkan akan diperkuat lagi dengan pengembangan jalinan kerjasama ABCG (Academic, Business, Community, Government) antara pemerintah setempat dengan unsur akademisi yang dapat dilakukan dengan program pendampingan KKN PPM, pemberdayaan kelompok tani maupun magang, kunjungan praktik, sehingga proses adopsi akan lebih cepat.
“Sumber daya manusia harus bijak dalam mengelola potensi sumber daya alam dan manusia untuk pembangunan berkelanjutan†jelasnya. (Humas UGM/Ika)