YOGYAKARTA – Sepuluh tahun terakhir dunia inventasi di Indonesia berkembang cukup pesat. Dibuktikan dengan pertumbuhan perusahaan emitem yang mencapai 18 hingga 20 persen. Bahkan pertumbuhan harga saham perusahaan nasional di pasar modal naik hingga 2000 persen. Kondisi ini memberikan peluang ekonomi cukup besar bagi masyarakat yang ingin investasi di sektor finansial “Investasi saham tumbuh luar biasa. Dalam jangka panjang perkembangan investasi di Indonesia akan semakin baik,†kata Wakil Direktur Mandiri Investa, David Jonas, dalam kuliah umum ‘Portofolio Investasi Reksadana’ di Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Rabu (24/4).
Jonas menyebutkan beberapa perusahaan nasional Indonesia sejak 17 tahun lalu mengalami pertumbuhan kenaikan harga saham di pasar modal. Dia mencontohkan perusahaan Astra misalnya, nilai sahamnya meningkat 2.000 persen dibanding pada tahun 1996. Begitu juga perusahaan Unilever yang sahamnya tumbuh 1.800 persen. “Dalam 6 tahun saham Bank mandiri naik 1600 persen,†katanya.
Reksadana menurut Jonas bisa menjadi pilihan untuk berinvestasi karena di reksadana dikelola oleh manajer investasi. Selain dana investasi terjangkau, juga menawarkan diversifikasi investasi. Bahkan kinerja investasi dimonitor secara harian manajer investasi dan diawasi Bapepam LK. “Di reksadana, transaksinya semudah melakukan transaksi di perbankan, pembelian dan pencairan investasi juga terdiversifikasi,†katanya.
Keuntungan investor di reksadana dicontohkan jonas lewat skema yang ditawarkan reksadana Mandiri misalnya jika investor menginvetasikan 100 ribu per bulan selama 30 tahun maka ia akan mendapatkan hasil investasi sebesar Rp 2,3 milyar. Keuntungan tersebut juga akan bertambah jika dana yang ditanamkan juga bertambah. “Lewat reksa dana, kualitas hidup anda 30 tahun mendatang bisa anda rencanakan,†katanya.
Taufik Gumulya, praktisi perencana keuangan, mengatakan untuk bisa menjadi kaya satu-satunya cara adalah Investasi. Menurutnya investasi finansial belum menjadi trend di masyarakat padahal model investasi keuangan ini memberikan tambahan penghasilan yang jauh lebih besar. “Investasi itu untuk menghindari defisit. Semakin tambah usia maka semakin banyak pengeluaran karena faktor utang. Bagi yang sudah punya pendapatan seharusnya menjaga agar masa depannya tidak terjadi defisit, caranya lewat investasi,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)