KP4 UGM gencar mengembangkan jejaring kerjasama ABCG (Academic, Bussiness, Community, Government) untuk pemanfaatan hasil penelitian Teknologi Tepat Guna Gama Pertanian Tropika Terpadu. Teknologi tepat guna Gama Pertanian tropika terpadu, ini telah berhasil mengembangkan Gama Food yang merupakan pengejewantahan konsep program 5A, Agro-Produksi, Agro-Bisnis, Agro-Teknologi, Agro-Industri, Agro-Wisata pada komoditas unggulan terpilih, dari hulu dan hilir, secara utuh dan terpadu.
Menurut Kepala KP4 UGM, Dr. Cahyono Agus, KP4 UGM di tahun 2013 akan mentransfer teknologi tepat guna di bidang pertanian terpadu sebanyak 11 prototipe. Diantaranya Gama Anggrek, Gama Jamur, Gama Pasca Panen, Gama Obat, Gama Tahu, Gama biofertilizer, Gama Kompos In-Situ, Gama Edu-Tainment, Gama Ayam, Gama Pakan dan Gama Kandang Ayam.
“Transfer teknologi tepat guna terutama diberikan kepada kelompok masyarakat di sekitar wilayah Kampus Lapangan KP4 dan Kebun Mangunan UGM serta beberapa kelompok di wilayah lain dengan model pendampingan,†ujarnya di KP4 UGM, Kamis (25/4). Kata Cahyono Agus, dengan modal memenangkan 2 proposal IbM (Iptek bagi Masyarakat) dari Ditjen Dikti Kemendiknas untuk mengaplikasikan pertanian terpadu pada kelompok ternak di Sayegan Sleman dan di Ponorogo, KP4 UGM membuat paket penerapan teknologi tersebut dan mengaplikasikan melalui perberdayaan mitra binaan, penguatan kelembagaan, peningkatan SDM, perbaikan sarana dan prasarana produksi, pendampingan intensif, perbaikan kualitas produk hingga tahap pemasaran produk. Para dosen dan pakar UGM yang telah berhasil mengembangkan teknologi tersebut akan terjun langsung mengawal transfer TTG kepada masyarakat.
“Demikian pula dengan mahasiswa KKN PPM UGM, akan dilibatkan selama dua bulan untuk mendampingi secara intensif di masyarakat agar program lebih berhasil dan berdaya guna secara optimal,†imbuhnya.
Transfer Teknologi Tepat Guna (TTG) di bidang pertanian terpadu dan Gama Food, kata Cahyono Agus, mendapat fasilitas dari kegiatan Hibah Pengembangan Jejaring ABCG, yang didanai melalui dana BOPTN 2013. Inovasi di bidang pertanian terpadu diharapkan mampu menghasilkan produk yang berciri 3K, kualitas, kuantitas, dan kontinuitas yang memadai.
Diharapkan pula dari kegiatan ini terjalin pola kemitraan inti-plasma sejak dalam produksi hingga pemasaran secara berkelanjutan. Dengan kondisi tersebut diharapkan dapat menjadikan komoditas pertanian sebagai sumber kehidupan dan lingkungan yang memadai.
“Paradigm Baru sektor pertanian melalui pengelolaan sumber daya lahan, sumber daya air, sumber daya hayati (hewan dan tanaman) dan sumber daya lingkungan serta sumber daya manusia secara optimal, diharapkan mampu mengangkat derajat dan harkat seluruh pemangku kepentingan pertanian,†jelasnya.
Cahyono Agus berpendapat keseimbangan produksi dan konsumsi merupakan salah satu poin yang harus dikembangkan dalam satu kesatuan lahan dan diharapkan mampu memproduksi pangan, pakan, papan, pupuk, energi, obat herbal, lingkungan hidup, keindahan, kenyamanan dan pendukung kehidupan lainnya. Program ini memiliki merupakan pengejewantahan program pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan secara formal, in-formal dan non-formal dengan memperhatikan gatra peningkatan nilai ekonomi, kelestarian lingkungan, keadilan sosial & budaya, secara sinergis dan optimal.
“Melalui transfer teknologi tepat guna ini akan meningkatkan sinergisitas dan interaksi aktif seluruh komponen bangsa dalam memajukan sektor pertanian. Harapannya bisa meningkatkan aplikasi TTG paket komplit dari hulu ke hilir yang mensinergiskan jaringan ABCG dalam rangka pengembangan pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat berbasis penelitian,†tandasnya. (Humas UGM/ Agung)