UGM dan PT. Deltomed Laboratories sepakat menjalin kerjasama dalam bidang penghiliran berbagai hasil inovasi dan tridhrama perguruan tinggi. Penandatanganan nota kesepahaman bersama dilakukan secara langsung oleh Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc., dengan Direktur Umum PT. Deltomed Laboratories, Drs. Nyoto Wardoyo, Apt., Jum’at (3/5) di Ruang Sidang Pimpinan Kantor Pusat UGM.
Nyoto Wardoyo mengatakan bahwa kerjasama ini merefleksikan komitmen Deltomed untuk membangun sinergi dan kolaborasi untuk mendukung program pemerintah khususnya di bidang kesehatan. Lebih dari itu, kerjasama dilakukan untuk membangun kemandirian produk kesehatan melalui pemanfaatan dan implementasi hasil penelitian. Selain itu juga dalam rangka pengembangan para tenaga ahli di UGM dan pengembangan serta pemanfaatan bersama antara sumber daya UGM dengan sumber daya Deltomed.
“Dari kerjasama ini juga diharapkan bisa menggerakan dan mengajak kelompok-kelompok petani herbal, koperasi, pelaku usaha lokal maupun nasional dalam upaya kemandirian produk kesehatan,†jelasnya.
Nyoto menambahkan kerjasama yang dilakukan merupakan pernyataan dan tekad bersama untuk saling melengkapi tugas dan fungsi Deltomed maupun UGM dalam upaya membangun keunggulan komparatif untuk bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Bahkan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif, baik di pasar regional maupun global.
Pernyataan senada disampaikan oleh Rektor UGM bahwa UGM juga bertekad menjadi bagian dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan bangsa, salah satunya adalah kemerdekaan di bidang obat-obatan. †Indonesia merupakan negara dengan biodiversitas hayati terbesar ke dua setelah Brazil sayangnya potensi tersebut kurang digarap untuk mengembangkan industri obat dalam negeri. Hampir 96 persen kebutuhan obat dalam negeri masih dipenuhi dengan produk impor,†papar Pratikno.
Di sisi lain, di Indonesia terdapat banyak riset dan telah menghasilkan prototype yang sebenarnya sangat bermanfaat untuk kepentingan masyarakat. Hanya saja, hingga kini dari sekian banyak hasil riset tersebut belum banyak yang ditangkap oleh industri dan hanya berhenti di tingkat universitas saja sehingga kemanfaatannya belum bisa dirasakan masyarakat luas. “Untuk itu UGM berkomitmen tidak akan berhenti samapi di riset saja, tetapi mulai masuk ke inkubasi hasil riset agar siap ditangkap oleh industri. Dengan kerjasama ini menjadi bagian dari proses transfer hasil riset agar bisa di upscalling industri untuk mewujudkan kemandirian bangsa,†jelasnya. (Humas UGM/Ika)