Tim Kesenian Rampoe Rapai IMABA Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM turut unjuk gigi meramaikan festival kesenian tingkat dunia 24th Wereldfolkloreade 2013. Kegiatan berlangsung 8-13 Mei di Gedung Sportcentrum De Mandelmeersen, Oostrozebeke, Belgia.
Hanif Alfian, Koordinator tim tari Rampoe Rapai IMABA UGM mengatakan bahwa tim UGM terpilih sebagai wakil Indonesia untuk berpartisipasi dalam festival kesenian dunia yang diadakan setiap dua tahun oleh West Vlaans Volkskunstensemble Die Rooselaer bekerjasama dengan UNESCO sejak tahun 1966 silam. Selain Indonesia, acara ini juga diikuti oleh tim kesenian dari tujuh negara lain yaitu Belgia, Paraguay, Polandia, Rumania, Senegal, Ukraina, dan Yunani.
Tim Kesenian Rampoe Rapai IMABA FIB UGM berdiri pada tahun 2010 atas inisiatif sembilan mahasiswa jurusan Sastra Asia Barat FIB UGM. Awal pendirian ditujukan untuk mengembangkan dan mempromosikan tarian asal Aceh. Hingga saat ini keanggotaannya mencapai sekitar 80 orang mahasiswa yang berasal dari berbagai fakultas di UGM. Tim yang berada di bawah naungan Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat FIB UGM ini juga pernah mendapatkan penghargaan Best International Performance pada festival kesenian di Malaysia.
Dalam festival kesenian di Belgia tersebut tim UGM menampilkan lima buah tarian. Pada penampilan pertama membawakan tari kreasi yang merupankan kombinasi antara tarian dengan nyanyian dari berbagai daerah Indonesia. Selanjutnya pada kesempatan kedua hingga kelima tim UGM menampilkan tari tradisional Aceh yakni tari Ratoeh Duek yang dibawakan 13 penari wanita dan tari Rapai Geleng yang dibawakan Sembilan penari pria secara bergantian.
“ Tarian yang kami tampilkan saat itu memiliki gerakan khas, dinamis, dan harmonis. Ditambah lagi dengan iringan suara musik rapai-musik khas Aceh mampu menyita perhatian pengunjung festival. Tarian yang kami bawakan cukup diapresiasi pengunjung,†ujarnya, Rabu (22/5) di FIB UGM.
Hanif mengungkapkan bahwa Walikota Oostrozbeke Jean-Marie Bonte yang turut hadir dalam kegiatan itu menyampaikan kekagumannya terhadap penampilan tim kesenian UGM dengan tari-tarian yang ditampilkan. Sementara Presiden dari Wereldfolkloreade, Ms. Sabine Duyk menyampaikan wakil Indonesia merupakan duta budaya yang sangat membanggakan. “Menutrutnya Indonesia dinilai menjadi pembeda dari kesenian yang lain karena semua tarian gerakan tangan sangat cepat dan dilakukan dengan duduk. Untuk itu mereka berharap Indoensia bisa kembali berpartisipasi dalam acara perayaan perak Wereldfolkloreade ke-25 pada 2015 mendatang , karena yang dapat mengikuti ajang perayaan perak tersebut hanya performance dari seluruh dunia yang dinilai terbaik,†urainya. (Humas UGM/Ika)