Yogyakarta mempunyai potensi pariwisata yang cukup besar. Sayangnya, promosi dan pemasaran pariwisata Yogyakarta masih belum optimal. Menurut Soni Wicaksono selaku bagian marketing PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC), pengembangan pasar pariwisata Yogyakarta masih terbuka untuk dikembangkan. Peluang pengembangan bukan saja pada pasar luar negeri tetapi juga domestik.
“Yogyakarta punya potensi pariwisata yang besar untuk dikembangkan melalui strategi promosi yang tepat,”papar Soni saat penyerahan hadiah pemenang lomba karya tulis Strategi Pemasaran dan Promosi Pariwisata 2013/2014 DIY dan Sekitarnya, Rabu (29/5) di PKKH UGM.
Dari pengalamannya melakukan promosi di luar negeri masih dijumpai kesalahan pemahaman terhadap konsep pariwisata Indonesia. Ia mencontohkan kesalahan pemahaman wisatawan asing yang melihat Indonesia justru bagian dari Pulau Bali. “ Kita sering melakukan promosi di luar negeri dan kesalahan pemahaman tersebut riil terjadi,”tuturnya.
Sejalan dengan itu, Program Studi S2/S3 Kajian Pariwisata, Sekolah Pascasarjana UGM sebagai institusi yang mengkaji dan melakukan pendidikan bagi peneliti dan praktik aktivitas pariwisata perlu selalu mengembangkan diri dan mengabdikan dharma baktinya untuk kemajuan bangsa dengan turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu melalui lomba karya tulis Strategi Pemasaran dan Promosi Pariwisata 2013/2014 DIY dan Sekitarnya. Lomba yang didukung PT. TWC ini diharapkan akan membangun pemahaman yang sama antar pemangku kepentingan sehingga dapat terjalin kerjasama melalui jejaring pariwisata.
“Dengan menggali potensi pengembangan dan pemasaran pariwisata di Yogyakarta diharapkan potensi yang ada meningkat sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan,”terang ketua panitia lomba, Drs. Tri Kuntoro Priyambodo, M.Sc.
Lomba yang diikuti praktisi, pemerhati dan mahasiswa ini diikuti sebanyak 70 orang peserta. Tiga orang pemenang juara I, II, dan III, yaitu Anjas Prasetiyo, Agitha Binar Arshapinega, dan Legowo. Selain sertifikat para pemenang tersebut juga mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 15 juta, Rp 10 juta dan Rp 5 juta (Humas UGM/Satria AN)