Masih ingat kerangka Gajah Nyi Bodro yang diekskavasi 4 Mei 2011 silam? Kini kerangka gajah sumbangan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut telah selesai direkonstruksi dan menghiasi Museum Biologi UGM di Jalan Sultan Agung 22. Kerangka Gajah Nyi Bodro ini melengkapi lebih dari tiga ratus koleksi kerangka lain di Museum Biologi UGM, seperti kerangka babi rusa, badak, lumba-lumba, dan ikan duyung.
“Kerangka Gajah Nyi Bodro ini sebenarnya sudah ada disini sekitar Desember 2012 lalu,”papar pengelola Museum Biologi UGM, Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc, Kamis (30/5).
Donan menuturkan meskipun sudah 2 tahun sejak awal ekskavasi, tetapi bulan Mei 2012 dianggap sebagai satu tahun karena kerangka tersebut selesai direkonstruksi dan siap dibawa ke Museum Biologi untuk dipamerkan pada bulan Mei 2012. “Jadi kita anggap bahwa Mei 2012 merupakan awal kerangka Nyi Bodro siap dipamerkan,”imbuhnya.
Ketika itu proses ekskavasi menurut Donan membutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Kondisi kerangka juga rapuh bahkan 70 persen kepala Nyi Bodro rusak. Setelah proses ekskavasi selesai kemudian kerangka Nyi Bodro dibawa ke Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan Fakultas Biologi untuk direkonstruksi.
Sementara itu tim rekonstruksi Prof. Dr. Nyoman Puniawati Soesilo, S.U., didampingi Abdul Rahman, M.Si dan Luthfi Nur Hidayat menambahkan bahwa proses pembuatan kerangka hingga rekonstruksi memakan waktu kurang lebih 1 tahun. Proses rekonstruksi diawali dari pencucian dan pembersihan tulang dari tanah. Setelah itu tulang direndam dengan formalin. Dengan banyaknya tulang yang rapuh maka dilakukan fiksasi dan penguatan tulang. Proses selanjutnya adalah pengecatan dan pemasangan di tegakan.
“Tidak sedikit tulang dibuatkan tiruannya karena ada yang rusak bahkan hilang. Tentu harus hati-hati karena kita tidak tahu bentuk aslinya seperti apa,”kata Puniawati.
Diakui Puniawati untuk merekonstruksi kerangka Gajah Nyi Bodro membutuhkan pengetahuan yang cukup tentang skeleton (rangka). Rekonstruksi gajah tidak sama halnya dengan merekonstruksi anjing misalnya terkait dengan posisi tulang belakang. Sebelumnya, tim dari Fakultas Biologi juga sudah pernah merekonstruksi rangka komodo dari Labuan Bajo dan ikan paus.
Di tempat sama Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Suwarno Hadisusanto, S.U. menegaskan bahwa hadirnya kerangka Gajah Nyi Bodro telah memberikan banyak manfaat terutama pengetahuan dan praktek (pengalaman) ekskavasi bagi para staf pendidik, kependidikan dan mahasiswa. Rekonstruksi Nyi Bodro juga telah menghasilkan 2 skripsi dan 1 seminar mahasiswa Fakultas Biologi.
“Dari pengalaman ini ke depan proses rekonstruksi bisa dilakukan lebih cepat lagi,”terang Suwarno.
Rekonstruksi Nyi Bodro, kata Suwarno, sekaligus memberikan gambaran pentingnya ilmu anatomi hewan serta jasa penyambungan rangka. Hadirnya kerangka Nyi Bodro di Museum Biologi diharapkan akan semakin menarik minat masyarakat untuk berkunjung dan belajar di sana.
Seperti diketahui proses ekskavasi dan rekonstruksi kerangka gajah asal Binjai, Sumatera Utara ini dilakukan di kandang gajah Alun-alun Selatan pada 4 Mei 2011. Serah terima dari pihak Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat kepada Fakultas Biologi ketika itu diwakili oleh GBPH Prabukusomo (Humas UGM/Satria AN)