YOGYAKARTA – Tim Semar UGM kembali mengikuti Kompetisi lomba kendaraan hemat bahan bakar, Shell Eco-marathon Asia di Sepang Malaysia pada 4-7 Juli. Keikutsertaan untuk keempat kalinya tim semar dalam ajang regional ini, rencananya mengirimkan dua mobil untuk kategori urban concept dengan bahan bakar diesel dan kategori prototype car dengan bahan bakar gasoline.
Ketua Tim Semar, Agung Prasetya, mengatakan tim semar beranggotakan 14 orang mahasiswa dan satu dosen pembimbing. Dua mobil semar dikontruksi body monocoque dengan menggunakan material carbon fiber composite agar bisa meringankan dan meningkatkan presisi Semar. Bahkan semua komponen menggunakan bahan aluminium. “Semakin ringan semar maka akan semakin hemat bahan bakar,” kata mahasiswa jurusan teknik mesin dan industri Fakultas Teknik UGM ini ditemui di sela-sela pelepasan tim semar oleh Rektor UGM di Balairung, Senin (3/6).
Pada kompetisi kali ini, mobil semar urban menggunakan mesin diesel berkapasitas 220 cc yang mengadopsi teknologi near adiabatic diesel engine (NADE). Sedangkan mobil Semar proto menggunakan teknologi Pedal Steering System, dimana pengendalian mobil tidak lagi menggunakan tangan melainkan dengan menggunakan kaki. Teknik ini dimaksudkan untuk meningkatkan luas pandang dan posisi tubuh pengendara di ruang yang cukup sempit. “Kalo peserta yang lain pakai tangan, kita coba pakai kaki,” kata Agung yang mengaku butuh persiapan satu tahun untuk mendesain mobil mungil ini.
Karena mengikuti kompetisi kategori hemat bahan bakar, Agung menuturkan untuk satu liter bahan bakar mobil semar mampu menempuh jarak tempuh 32 kilometer dengan kecepatan 30-40 km per jam. Dalam kompetisi Shell Eco- marathon, mobil Semar akan bersaing dengan mobil irit bahan bakar dari perguruan tinggi lainnya untuk menyelesaikan 4 lap lintasan dengan jarak total kurang lebih 12 km. “Setiap mobil diberikan waktu tidak boleh lebih 28 menit,” katanya.
Kendati belum pernah membawa pulang juara untuk mobil hemat bahan bakar, namun Agung mengatakan sepanjang tim semar mengikuti kompetisi telah berhasil meraih best desain pada kompetisi tahun 2010, lalu mendapatkan penghargaan the best technical innovation pada tahun 2011. Kemudian masuh sepuluh besar prototype car gasoline di kompetisi yang sama tahun 2012. “Kita berharap tahun ini bisa juara,” ujarnya seraya menambahkan saingan terberat tim dari Thailand yang menurutnya memiliki pengalaman mengikuti kompetisi di Eropa.
Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., mengharapkan tim semar bisa membawa pulang prestasi yang bisa membanggakan dalam kompetisi regional tingkat Asia ini. Namun yang tidak kalah penting menurut Rektor, keikutsertaan mahasiswa dalam kompetisi inovasi bidang otomotif ini mampu memberikan kontribusi bagi industri otomotif nasional. “UGM menginginkan pengalaman mahasiswa ini untuk mengembangkan industri dalam negeri kelak. Kita harapkan pada kemudian hari mereka mampu menciptakan Gama Car. Seperti bidang riset ilmu lain di UGM yang telah masuk dunia industri,” ujarnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)