YOGYAKARTA – Bunga kembang sepatu tidak hanya dijadikan tanaman hias di pekarangan rumah. Bunga yang mirip terompet ini memang kian elok dan sedap dipandang saat mekar. Tapi apa jadinya jika bunga yang indah itu dipetik lalu dijadikan makanan? itulah yang dilakukan oleh lima mahasiswa dari Kedokteran dan Farmasi UGM. Venni Winta Pratiwi bersama empat rekannya Dita Hanna, Abigail Christine, Rizqi Mahanani, dan Masmur Kristi Pamuji menjadikan bunga kembang sepatu sebagai pilihan bahan baku utama untuk olahan produk makanan seperti pudding, permen jelly, kue kering (cookies).
Venni bersama temannya mengatakan, kandungan senyawa anti oksidan, vitamin c dan mineral dalam mahkota bunga kembang menjadi alasan mereka untuk memilih kembang sepatu sebagai bahan olahan makanan. “Ada kandungan anti oksidan polifenol, flavonoid, vitamin c, dan mineral berfungsi untuk mengobati flu dan demam serta menjaga daya tahan tubuh dan memperlancar pencernaan,” kata Venni ditemui di fakultas kedokteran, Selasa (4/6).
Lewat Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan, kelompok mahasiswa ini mendapatkan dana bergulir Rp. 7,5 juta. Ide memilih kembang sepatu menurut Abigail Christine karena teringat masa kanak-kanak mereka yang sering bermain bunga kembang sepatu. Setelah searching di internet, Abigail menemukan bahwa kembang sepatu sudah dijadikan sebagai salad sayur. “Waktu kecil suka main kembang sepatu, kita pikir kenapa tidak dijadikan bahan makanan?,” tuturnya.
Tanaman yang memiliki nama latin hibiscus rosa sinensis.L diakui Dita Hanna, hanya diambil mahkotanya saja lalu diblender untuk dijadikan tambahan untuk adonan membuat cookies. “Untuk membuat 1 kg adonan, dibutuhkan ¼ kg bunga kembang sepatu,” kata mahasiswa farmasi angkatan 2009 ini. Sedangkan untuk mendapatkan bahan baku bunga kembang sepatu, mereka dapatkan di pekarangan warga dusun randu, Hargobinangunm Pekem, Sleman. Untuk satu kilo gram bunga kembang sepatu yang masih segar mereka beli dengan harga Rp 7.500 pada pemiliknya.
Rizqi Mahanani menyebutkan selama dua bulan diproduksi, olahan produk makanan kembang sepatu yang mereka namakan ‘Bang Sulam’ ini berhasil menjual 850 cookies, 354 puding, dan 397 permen. Untuk satu produk cookies seberat ½ kilogram dijual dengan harga Rp 14 ribu. Sedangkan satu pudding dijual Rp 1.500 adan satu permen kembang sepatu juga dijual seharga Rp. 1.500. “Omset kita selama dua bulan capai Rp 3,5 dengan keuntungan bersih Rp 1,6 juta,” kata Rizqi yang mengaku telah mempekerjakan satu orang karyawan. (Humas UGM/Gusti Grehenson)