Begug Poernomosidi, mantan Bupati Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah mengatakan bahwa pemberdayaan ekonomi kerakyatan dapat diwujudkan melalui koperasi rukun tetangga (RT) dan usaha kecil menengah (UKM). Melalui kedua wadah perekonomian di tingkatan masyarakat paling rendah tersebut akan menjadi suatu kekuatan potensial yang dapat memberikan kesejahteraan baik bagi individu maupun kelompok, dari koperasi RT yang terbentuk bisa memberikan pinjaman kepada anggotanya untuk melakukan usaha kecil dan menengah.
Begug menyebutkan dimasa kepemimpinannya, Kabupaten Wonogiri juga telah melakukan pembentukan koperasi warga di tingkatan rukun tetangga. Pihaknya mendorong koperasi RT berbadan hukum seperti yang tertuang dalam UU No. 25 Tahun 19992 tentang perkoperasian. Bagi koperasi RT yang telah berbadan hukum, pemerintah kabupaten akan memfasilitasi dan membantu proses hukum jika ada masalah dan melindungi anggota koperasi. Upaya tersebut dengan memberi bantuan dalam penyelesaian kewajiban kepada anggota dengan dana hibah yang disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah.
“Sejak saya memimpin Kabupaten Wonogiri sudah menerapkan bantuan dana hibah kepada koperasi RT dan manfaatnya dapat dirasakan masyarakat hingga kini,” ujarnya berbagi pengalaman dalam seminar bulanan “Membangun Ekonomi Menuju Desa Mandiri”, Selasa sore (4/6) di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM .
Lebih lanjut disampaikan Begug, dengan adanya koperasi RT dalam suatu desa, nantinya akan terbentuk kluster-kluster yang dimungkinakan akan menjadi sarana penunjang pendekatan Satu Desa Satu Produk yang sudah dilaksanakan di sejumlah daerah. Pemberdayaan ekonomi kerakyatan merupakan titik berat program untuk menguragi pengangguran, mengentaskan kemiskinan, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Lewat koperasi RT ini dapat mendukung terciptanya usaha-usah akecil seperti usaha kecil pertanian, usah akecil peternakan, usah akecil perdagangan dan lainnya untuk meningkatkan ketahanan ekonomi sehingga kedepannya bisa menggngkat ekonomi kerakyatan,” jelasnya.
Terkait keberhasilan pembentukan koperasi RT dan pemanfaatan dana hibah yang diserap koperasi RT, Begug meuturkan bahwa hal ini tidak lepas dari peran pemerintah kabupaten. Namun lebih dari itu, keberhasilan yang dicapai adalah kredibilitas dari warga masyarakat itu sendiri yang sangat berpengaruh terhadap maju atau tidaknya manajemen keuangan koperasi.
Sementara Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia, I Made Dana Tangkas dalam kesempatan tersebut banyak berbagi pengalaman mengenai perkembangan industri Toyota. Toyota yang saat ini termasuk dalam perusahaan otomotif besar dunia berkembang dari sebuah desa kecil di Jepang bernama Kromo. Berawal dari usaha kecil yang memberdayakan masyarkat setempat itulah kini Totoya menjadi industri maju dan diperhitungkan dunia.
“ Seandainya di Indonesia ada 1.000 desa seperti desa Kromo, maka negara kita akan seperti yag diramalkan pada 2025 mendatang, memiliki pengaruh penting dalam kompetisi ekonomi dunia,” terangnya.
Untuk mengembangkan industri besar di Indonesia, menurutnya perlu adanya perbaikan internal dalam perusahaan, membuat standar material, dan mengatur metode bekerja yang efektif. Selain itu juga dengan memenuhi pelayanan tepat waktu dengan mengoptimalkan proses sehingga lebih efisien dan terpadu. “Jadi industri yang dikembangkan harus punya daya saing, menjaga standar safety yang tinggi, dan menjaga kualitas produk serta produktivitas industri,” katanya. (Humas UGM/Ika)