YOGYAKARTA – Kepala Badan Geologi, Dr. R. Sukhyar, mengatakan Indonesia memiliki 299 lokasi sumber energi panas bumi dengan potensi 29 gigawatt namun hingga saat ini hanya 8 lokasi yang sudah dieksplorasi dan berproduksi yang menghasilkan listrik 1.341 Megawatt. “Ada 15 lokasi yang dieksplorasi oleh Pertamina, baru delapan lokasi yang sudah berproduksi,” kata R. Sukhyar kepada wartawan usai Sosialisasi Pengembangan Geothermal di Indonesia di Fakultas Teknik, Rabu sore (5/6).
Sukhyar menyebutkan proyek eksplorasi pemanfaatan energi panas bumi di sepuluh lokasi sepenuhnya dilakukan oleh Pertamina, sedangkan lima proyek lainnya kerjasama antara Pertamina dengan perusahaan asing. Namun demikian, ia mengakui ada kendala dari sisi bisnis energi panas bumi yang menyebabkan proyek berjalan lamban.”Ada hambatan pada aspek bisnis. Panas bumi siapa pembelinya? Kalo hasil tambang bisa dijual ke seluruh dunia, tapi ini tidak.. Sementara ini kebijakan pemerintah listrik yang dihasilkan hanya bisa dijual Rp 16 Sen per kilo watt hour,” katanya.
Kendala lainnya, daerah lokasi sumber panas bumi berada di daerah terisloir yang aksesnya cukup sulit. “Lokasinya jauh berada di daerah pegunungan susah dijangkau. Akses pencapaian susah, teknologi mahal dan tidak bisa diekpsor,” katanya.
Divisi Pengembangan Energi Panas Bumi Pertamian, Marihot Silaban, sejak 2010 pertamina melakukan pencarian dan eksplorasi sumber panas bumi. Ada 15 area kerja yang tersebar di Sumatera, Jawa, dan Bali. “ Ada 15 working area, 10 dikerjakan pertamina, 4 kerjasama, satu joint venture,” katanya.
Dia menyebutkan beberapa lokasi tersebut diantaranya Sibaya sinabung, sungai penuh, tambang sawah-hulu lais, Dieng, Kamojang, Tabanan, Cibereum, dan Pengalengan.
Roadshow sosialisasi energi panas bumi di kalangan akademisi perguruan tinggi menurut Kepala Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi, Calvin Karo-karo Guru Singa dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa agar tertarik untuk mengembangkan teknologi pemanfaatan geothermal. “Perguruan tinggi menjadi tempat untuk mengembangkan pengetahuan. Tidak cukup lewat pemerintah saja,” ungkapnya.
Menurutnya, saat ini badan geologi membutuhkan banyak tenaga geologi untuk melakukan survei pencarian informasi lokasi strategis sumber panas bumi di Indonesia. “Badan Geologi mengajak mahasiswa S1 dan S2 untuk tugas pratek, tidak usah bayar justru kita yang bayar. Mereka bebas pilih daerah spesifik, kita danai untuk melanjutkan survei informasi lokasi,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)