YOGYAKARTA – Sebanyak 12 tim dari berbagai perguruan tinggi mengikuti kompetisi mobil listrik indonesia atau Indonesia Electric Vehicle Competition (IEVC) yang dilaksanakan jurusan teknik mesin Fakultas Teknik UGM, 8-9 Juni, yang berlangsung di Boulevard UGM.
Mobil listrik yang dikompetisikan umumnya berbetuk mobil formula. Pasalnya, kendaraan yang dikompetisikan tidak hanya pada desain dan kemampuan daya tahan energi listrik semata yang dihasilkan. “Namun juga tingkat kemampuan kecepatan dan akselerasi mobil,” kata Benjamin ditemui disela-sela perlombaan, Sabtu (8/6).
Benjamin Bima, mengatakan kriteria penilaian mobil listrik ditentukan berdasarkan tiga tahap seleksi yaknik uji spesifikasi kendaraan, uji kemampuan daya tahan (Time attack) dan uji kecepatan mobil listrik (drag race). “hanya mobil listrik yang lolos uji spesifikasi yang bisa mengikuti drag race dan time attack,” ujarnya.
Selain desain, beberapa spesifikasi mobil listrik yang diuji yakni lebar kendaran, sistem kelistrikan, ruang kemudi, sekering, ada atau tidaknya sistem pengisian daya. Selanjutnya, sistem suspensi, lampu rem, diameter velg, roll bar, dan radius putaran maksimum “Lebar kendaraan tidak boleh kuran 150 cm dan diameter velg 13-17 inch,” kata Koordinatir lomba Ahmad zihni.
Untuk menguji kemampuan daya tahan energi kendaraan, yang diuji lainnya adalah endurance kendaraan apakah mampu bertahan melewati 10 lintasan dalam waktu sepuluh menit. Dimana panjang satu lintasan berjarak 400 meter. “Kita ingin mengukur ketahanan aki. Kendaraan selain cepat tapi juga irit,” ungkapnya.
Zaini menuturkan perlombaan mobil listrik dimaksudkan untuk meningkatkan antusiasme mahasiswa dalam pengembangan mobil listrik. Selain itu juga untuk mempertemukan para mahasiswa pengembang mobil listrik.
Beberapa perguruan tinggi yang ikut serta diantaranya UGM, UNY, Uiversitas Pasundan, Universitas Mataram NTB, UNJ, UMY, Politeknik Negeri Bandung, Politekik Negeri Semarang, Universitas Bangka Belitung, dan STTNAS Yogyakarta. Salah satu peserta, Yudistira Rizky Abdurrahman, Tim Mandalika Universitas Mataram, mengaku keikutsertaannya ikut kompetisi untuk menimba pengalaman dan pengetahuan baru dalam teknologi pengebangan mobil listrik.
Rizky bersama 11 anggota tim lainnya membutuhkan waktu selama 4 bulan untuk mendesain mobil listrik “Mandalika’ dengan menghabiskan dana tidak sedikit. “Biaya yang sudah dikeluarkan hampir Rp 49 juta, semuanya ditanggung pihak fakultas,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)