YOGYAKARTA – Pusat Studi Korea UGM bekerjasama dengan Korea Foundation menggelar lokakarya tentang Korea bagi pengajar SMA/SMK se-Indonesia dilaksanakan pada 24 s.d. 27 Juni 2013. Melalui kegiatan ini diharapkan pengetahuan dan wawasan para pendidik tentang Korea meningkat dan mereka dapat menyebarluaskan pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan Korea kepada anak didiknya. “Kita ingin memperkenalkan beragam aspek kehidupan masyarakat Korea kepada kalangan pendidik,” kata Yuda Heru Fibrianto, drh., MP, Ph.D., selaku Kepala Pusat Studi Korea dalam pembukaan lokakarya, Selasa (25/6).
Dalam lokakarya ini juga diperkenalkan beberapa bentuk kesenian Korea meliputi Hansamchum (Tari Mahkota Bunga), Buchechum (Tari Kipas), Thalchum (Tari Topeng), Seungmu (Tari Shaman Buddha Korea), tari modern, musik tradisional Korea Samulnori, lagu-lagu Korea, dan Taekwondo. Materi yang disampaikan dalam lokakarya ini meliputi aspek bahasa, sejarah, budaya, ekonomi, sosial-politik, dan teknologi yang disampaikan oleh pembicara yang sebagian dosen UGM yang pernah menempuh pendidikan di korea.
Yudha menambahkan, melalui pengenalan beberapa bentuk kesenian Korea tersebut, peserta yang berasal dari berbagai pulau di Indonesia, mulai dari Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Bali, Maluku, dan Papua diharapkan dapat meneruskan pengetahuannya tersebut kepada anak didiknya secara memadai.
Kegiatan lokakarya bagi para pendidik ini diakui Yudha diharapkan semakin memperkuat hubungan kerjasama bilateral anatara Indonesia dan korea. Bahkan lebih dari itu, bisa mencontoh etos kerja orang Korea yang dikenal sebagai pekerja keras dan semangat untuk membangun bangsanya. “Yang kita tahu semangat orang korea yang selalu kerja keras patut dicontoh,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)