YOGYAKARTA – Tidak semua mikrobia menjadi sumber penyakit pada tubuh manusia. Sebaliknya keberadaanya sangat bermanfaat. Contohnya, 70 % komposisi bakteri usus di tubuh manusia termasuk yang tidak berbahaya, bahkan 20 % diantaranya bermanfaat dan hanya 30 % bakteri berbahaya. Bakteri ini pula memegang peran penting dalam mempengaruhi kondisi lingkungan usus agar tetap sehat. Mikrobia juga dimanfaatkan dalam menghasilkan berbagai produk dan jasa misalnya susu fermentasi, seperrti yoghurt, yakult, kefir, keju, alkohol, pengolahan limbah, antibiotik, bahkan enzim mikrobia dalam detergen.
Jenis mikrobia di alam sangat beranekaragam. Mikrobia dalam bentuk bakteria dan arhkaea teridir 4760 spsesies), algae 40.000 spesies, fungi 72 000 spesies dan virus 5.000 spesies. Menurutnya semua jenis mikrobia ini berperan besar dalam mempertahankan semua proses kehidupan di bumi yakni menjaga tetap berlangsungnya aliran energi dan siklus materi.
Menurut peneliti mikrobiologi UGM, Prof. Dr. Langkah Sembiring, B.Sc., M.Sc., mikrobia kini tengah dipelajari para ilmuwan dunia untuk mengetahui potensinya agar dapat dikendalikan sehingga tidak merugikan. “Kemampuannya menghasilkan produk dan jasa dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia,” kata Sembiring dalam pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar pada Fakultas Biologi UGM, Kamis (27/6)
Hingga sampai saat ini, kajian potensi aplikasi mikrobia yang mencakup berbagai bidang yakni bidang kesehatan, pertanian, lingkungan industri, pangan dan bioteknologi. Alhasil, studi ilmiah keanekaragaman mikrobia pun menjadi bagian tidak terpisahkan dari studi keanekaragaman makhluk hidup yang telah mengalami perkembangan dari jaman ke jaman.
Sembiring mengatakan peran mikrobia dalam mikrobiologi digunakan untuk deteksi dan identifikasi agensia penyakit dan hingga sampai saat ini berkembang menjadi upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit melalui penemuan bahan kimia antimikrobia maupun antibiotik. “Semuanya dihasilkan dari produk mikrobia,” kata pria kelahiran Karo, Sumatera Utara, 54 tahun silam ini.
Peranan mikrobia dalam lingkungan pertanian pun berkembang, khususnya terkait dengan kesuburan tanah dengan ditemukannya kemampuan mikrobia dalam melakukan perubahan biokimiawi bahan anorganik maupun bahan organik serta kemampuan mikrobia menghambat nitrogen udara, baik secara simbiotik mapun non simbiotik.
Dalam pengembangan bioteknologi modern yang berintikasi rekayasa genetika, mikrobia dimanfaatkan dalam berbagai bidang terutama keunggulan mikrobia dalam tumbuh cepat dan beradaptasi dengan berbagai lingkungan. “karena itu prospek pemanfaatan sumberdaya keanekaragaman mikrobia akan selalu berkembang,’ katanya.(Humas UGM/Gusti Grehenson)