Data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) Depkes RI 2007 mendeteksi tingginya angka penyakit gigi dan mulut pada masyarakat Indonesia. Tercatat 72,1% penduduk menderita karies (gigi berlubang), 60-90% mempunyai masalah terkait gigi.
Keterbatasan cakupan dan distribusi tenaga kesehatan merupakan salah satu permasalahan dalam usaha pelayanan kesehatan masyarakat. Begitu pula dalam upaya penanganan penyakit/gangguan pada kesehatan gigi dan mulut, khususnya bagi penderita tunanetra. Anak-anak dengan penderita cacat mempunyai kondisi yang lebih buruk dibanding anak-anak normal dalam hal kebersihan mulut, dan banyaknya karang gigi. Pendidikan pemeliharaan kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak berkebutuhan khusus akan mengalami kesulitan yang cukup berarti jika dibandingkan dengan memberikan pendidikan pada anak-anak normal.
Kondisi inilah yang melatarbelakangi mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM, Ahmad Ridwan untuk mengembangkan program Program Kreativitas
Mahasiswa dalam bentuk Kader Tunanetra Mandiri (KATUMAN). Ridwan menuturkan KATUMAN merupakan sebuah program yang bertujuan untuk menjadikan sekelompok penyandang tunanetra sebagai kader penyuluh kesehatan gigi dan mulut. Keterlibatan tunanetra sebagai kader dalam program ini dimaksudkan untuk mempermudah penyampaian materi kepada sesama penyandang tunanetra lainnya.
“Selain itu, tunanetra yang selama ini dipandang sebelah mata dan kurang tersentuh juga mempunyai potensi yang cukup baik, salah satunya untuk dilatih menjadi penyuluh kesehatan, khususnya kesehatan gigi dan mulut,”papar Ridwan, Jumat (5/7).
Ridwan mengatakan sebelum dilantik menjadi KATUMAN, para penyandang tunanetra diberikan pengetahuan mengenai Dental Health Education (DHE), seperti pengenalan struktur, fungsi, dan cara menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dalam pelaksanaannya, para calon KATUMAN menggunakan alat peraga anatomis gigi yang akan mempermudah mereka dalam memahami materi yang disampaikan. Alat peraga gigi yang berukuran 8-10 kali lebih besar dari gigi asli, berbahan dasar serbuk kayu, dan dilengkapi sensor sentuh tersebut akan mempermudah para tunanetra dalam memahami materi DHE yang disampaikan.
“Para tunanetra dengan keterbatasan pengelihatannya, akan mempertajam indra-indra lainnya seperti indra pendengaran dan indra perabaan,”imbuh mahasiswa FKG angkatan 2011 ini.
Sebelum dikader menjadi KATUMAN, para tunanetra diberikan penyuluhan dan pembelajaran mengenai kesehatan gigi dan mulut selama kurang lebih 2 bulan. Setelah mereka sudah memenuhi kriteria untuk menjadi KATUMAN, maka mereka akan dilantik, dan siap untuk memberikan penyuluhan kepada para penderita tunanetra lainnya. Pembelajaran yang dilakukan oleh tunanetra kepada sesama penderita tunanetra lainnya diharapkan akan lebih mempermudah proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Ridwan menegaskan keunggulan lain yang menjadi satu kesatuan dalam program ini adalah digunakannya alat peraga gigi inovatif. Alat peraga yang terbuat dari serbuk kayu dan berkukuran lebih besar dari gigi tersebut mempermudah dalam penyampaian materi terutama mengenai struktur gigi.
“Para tunanetra tersebut lebih mudah membayangkan seperti apa rupa gigi yang sedang mereka pelajari. Selain itu beberapa dari alat tersebut dilengkapi oleh sensor suara yang akan berbunyi jika disentuh,” terang Ridwan.
Setelah dirasa cukup mampu untuk menjadi KATUMAN, para tunanetra tersebut akan dilantik menjadi KATUMAN yang nantinya akan mentransferkan ilmu-ilmu mengenai kesehatan gigi dan mulut kepada para penderita tunanetra dan penyandang disabilitas lainnya. Program pengkaderan ini dilaksanakan di dua yayasan tunanetra, yakni MTs. Yaketunis dan Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD) Dinsos Kota Yogyakarta dan diketuai oleh Apriliani Astuti, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, bersama dengan Ahmad Ridwan (Kedokteran Gigi), dan Nurul Imanda Syafjon (Kedokteran Gigi). Selain itu, pengadaan alat peraga anatomis gigi oleh Maksum Hidayat dan Tamalia Umaroyani Pratiwi, Mahasiswa Fakultas Tehnik, Universitas Gadjah Mada (Humas UGM/Satria AN)