YOGYAKARTA – Faktor institusional dan faktor spasial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembangunan industri manufaktur. Sementara kebijakan ekonomi seperti ketenagakerjaan serta aktivitas finansial yang berpengaruh sedangkan infrastruktur tidak terlalu berpengaruh. Hal itu mengemuka dalam ujian terbuka promosi doktor, Abdul Aziz Ahmad, S.E., M.Sc., di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Senin (8/7) lalu.
Disertasinya yang berjudul ‘Pengaruh Faktor Institusional dan Spasial pada Pembangunan Industri Manufaktur di Provinsi Jawa Tengah’ menyebutkan faktor institusional; kinerja birokrasi, kepastian hukum, etnolinguistik serta demokrasi dan faktor spasial; daya tarik kota, indeks lokasional, basis ekonomi dan administratif berpengaruh signifikan dalam pembangunan industri manufaktur.
Berdasarkan penelitiannya di 26 daerah industri manufaktur di Jawa Tengah, menemukan 9 daerah yang memiliki pertumbuhan pangsa pasar manufaktur diantaranya Kota Semarang, Pemalang, Tegal, Karanganyar, Semarang, Kendal. Namun demikian beberapa daerah dengan konsentrasi manufakturnya rendah terbukti memiliki potensi pengembangan sub sektor yang lebih baik seperti Wonogiri, Banyumas dan Kebumen untuk sub sektor makanan minuman dan tembakau serta Banyumas, Wonosobo dan Banjarnegara untuk sub sektor barang kayu dan hasil hutan lainnya.
Menurut dosen fakultas ekonomi universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, basis ekonomi akan mendorong pembangunan manufaktur. Namun demikian dari hasil pemetaan basis manufaktur menunjukkan identifikasi sebaran basis manufaktur yang secara statistik tidak berubah sepanjang dilaksanakan penelitian hal ini menunjukkan menguatnya ketimpangan manufaktur.
Selain terjadi ketimpangan manufaktur, dari penelitian ini mengindentifikasi adanya kecenderungan perubahan struktural dari sektor primer ke sektor ekonomi sekunder dan tersier dimana kecepatan perubahan struktur antar sektor ekonomi ini tidak seimbang antar daerah. “Daerah yang makin cepat perubahan strukturnya juga didominasi oleh daerah yang tinggi konsentrasi manufakturnya,” katanya.
Namun begitu, pembangunan sektor manufaktur terbukti memiliki pengaruh positif ada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Oleh Karena itu menurut Aziz berbagai kebijakan diperlukan untuk lebih mampu mendorong pembangunan sektor manufaktur terutama bagi wilayah yang tertinggal. (Humas UGM/Gusti Grehenson)