Anak-anak tidak akan lepas dari kegiatan bermain. Begitu pentingnya bermain dalam proses tumbuh kembang anak, sehingga kini para orangtua kerap menyelipkan proses pembelajaran dalam bermain, yang oleh sebagian masyarakat dikenal dengan mainan edukasi. Bermain merupakan proses pembelajaran yang diperlukan karena melibatkan pikiran, persepsi, konsep, kemahiran sosial dan fisik. Permainan anak-anak merupakan wadah dasar dan indikator pengembangan mental. Bermain bagi anak mampu mempercepat terjadinya myelinasi (peningkatan kecepatan dan efisiensi penyaluran informasi pada sistem saraf) yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan motorik pada anak-anak.
Sayangnya, isu yang kini berkembang di kalangan masyarakat seputar permainan sangat meresahkan para orangtua. Kecenderungan bermain secara pasif kini menjamur di pasar permainan anak-anak. Padahal, perkembangan game yang cenderung pasif membuat anak jarang melakukan aktivitas fisik dan kemampuan untuk berinteraksi atau bersosialisasi antara anak satu dengan anak lain.
Keresahan para orangtua dalam memilih permainan yang baik untuk anak dijawab oleh para mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada. Melalui Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh DIKTI Tahun 2013, kini hadirlah Toothfairy Edugames untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia terutama anak-anak terhadap permainan.
“Bentuk gamenya unik dan menarik sesuai model masa kini,”kata Pradipta Atmokotomo, salah satu mahasiswa penggagas, Selasa (16/7).
Meskipun unik, menurut Pradipta mereka tetap memasukkan unsur permainan tradisional di dalam serangkaian aktivitas fisik yang menyenangkan dan mencerdaskan sehingga dapat meningkatkan antusiasme anak dalam mempelajari hal baru serta mampu mengasah perkembangan kognitif, bahasa, fisik, serta sosial anak.
Permainan edukasi multi manfaat ini berjudul Tap the Teeth. Permainan ini memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai warna, anggota gerak kanan dan kiri, serta jenis-jenis gigi yang terdapat dalam karpet permainan dan melatih kerjasama sesuai dengan instruksi wasit permainan yang terdapat dalam papan pemutar, agar nantinya anak-anak dapat lebih peduli terhadap kesehatan gigi.
“Melalui desain yang menarik, dan kualitas yang baik produk ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terutama anak-anak Indonesia terhadap permainan edukasi,”imbuh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2009 itu.
Diakui Pradipta, permainan serupa telah diproduksi oleh perusahaan mainan impor, namun memiliki harga jual sangat tinggi. Tap the Teeth ini dapat dimainkan oleh dua kategori yaitu kategori Kids yang terdiri dari anak-anak usia TK-SD serta kategori Family. Perbedaannya terletak pada cara bermainnya dimana pada kategori Family Tap the Teeth dapat dimainkan dengan cara yang lebih menantang dan menyenangkan (Humas UGM/Satria AN)