Bunga potong di Indonesia masih didominasi oleh bunga krisan (Chrysanthemum spp.) yang merupakan tanaman introduksi dari Belanda, AS dan Jepang. Krisan merupakan tanaman hari pendek sehingga pembudidayaannya di Indonesia yang berhari pendek mengakibatkan ukuran tangkai dan diameter bunganya relatif pendek (tidak cocok sebagai bunga potong). Oleh karena itu untuk menambah panjang tangkai dan diameter bunga maka dilakukan manipulasi panjang hari yaitu dengan penambahan lama penyinaran selama 3-4 jam/hari.
Sementara itu kembang kertas pada umumnya ditemukan di negara beriklim tropis sehingga cocok juga dikembangkan di Indonesia. Kembang kertas mampu tumbuh dengan baik pada kisaran agroklimat yang lebih luas daripada krisan. Oleh karena itu kembang kertas mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai komoditi bunga potong, menggantikan atau menjadi alternatif lain untuk krisan.
“Selain krisan, kembang kertas ini punya potensi dikembangkan sebagai komoditi bunga potong,”tegas Tumiur Gultom, pada ujian promosi doktor Program Pascasarjana, Fakultas Pertanian, UGM, Selasa (16/7).
Dalam disertasinya yang berjudul Studi Genetika dan Pemuliaan Bunga Potong Kembang Kertas (Zinnia elegans Jacq.) Tipe Pompom, Tumiur melihat kembang kertas di Indonesia pada umumnya memiliki bentuk dengan bunga pita satu lapis (bunga betina) dan mempunyai bunga disc floret (bunga betina dan jantan) lebih dari satu lingkaran. Bentuk kembang kertas tersebut kurang menarik sehingga belum layak menjadi komoditas bunga potong.
“Kriteria bunga potong yang diminati di Indonesia itu punya bentuk menarik yaitu bentuk bunga pompom (bunga pita penuh),”imbuh staf pengajar di Universitas Negeri Medan itu.
Melihat kondisi tersebut maka perlu dilakukan pemuliaan bentuk bunga pada tanaman kembang kertas. Tumiur menilai kegiatan pemuliaan yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan keragaman, melakukan seleksi, persilangan dan mempelajari sifat yang diinginkan sehingga program pemuliaan dapat dilakukan.
Tumiur mengatakan mengingat populasi lokal kembang kertas di Indonesia didominasi oleh kembang kertas dengan bentuk bunga tidak pompom, maka kegiatan pemuliaan yang dilakukan pertama kali adalah meningkatkan keragaman populasi tanaman kembang kertas. Peningkatan keragaman dapat dicapai dengan beberapa metode antara lain dengan metode pemuliaan mutasi.
“Teknik mutasi yang paling mudah dilakukan adalah dengan penyinaran sinar gamma, sinar ultra violet maupun sinar-X,”jelasnya (Humas UGM/Satria AN)