UGM dan Pemerintah Kota Dumai, Propinsi Riau menjalin kerja sama di Bidang Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Perencanaan Pembangunan Wilayah Kota Dumai. Bentuk kerja sama diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc dengan Walikota Dumai, H. Khairul Anwar, S.H., di R. Multimedia UGM, Senin (22/7).
Walikota Dumai, Khairul Anwar menjelaskan Visi Kota Dumai sebagai kota PENGANTIN BERSERI. PENGANTIN BERSERI menurut Khairul merupakan kepanjangan Kota Dumai sebagai Pusat Pelayanan Kepelabuhan, Perdagangan, Tourism dan Industri yang Bersih, Semarak, Rukun dan Indah.
“Pelabuhan kita cukup strategis seperti halnya Singapura dan ini cukup potensial untuk dikembangkan,”papar Khairul.
Ia menambahkan untuk mencapai visi tersebut diperlukan beberapa faktor pendukung, yaitu Jalan, Ekosistem, Listrik, IT, Telekomunikasi dan Air (JELITA). Keenam rangkaian itu merupakan satu kesatuan fator pendukung keberhasilan Visi Kota Dumai.
Dari enam faktor pendukung dalam program JELITA, sebagian sudah terlaksana dengan baik. Namun, masih ada sebagian yang belum terlaksana dengan baik, seperti air. Saat ini keberadaan air bersih di Dumai masih terbatas.
“Lima ribu liter air harganya seratus lima puluh ribu rupiah. Jadi kita masih butuh air bersih baik untuk mandi maupun mencuci,”tuturnya.
Dengan kondisi ini maka Kota Dumai merasa perlu bersinergi dengan UGM untuk ikut membantu mengembangkan program-program pembangunan yang ada.
Sementara itu Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc menegaskan bahwa UGM siap bekerja sama untuk membantu memajukan Dumai. Selama ini UGM telah fokus berpartisipasi terhadap beberapa isu strategis nasional, seperti pangan, energi, kesehatan dan lingkungan.
“Mudah-mudahan Dumai menjadi salah satu based practice seperti halnya kita telah membantu mengelola beberapa wilayah perbatasan di Indonesia,”kata Pratikno.
Studi perbatasan yang telah dilakukan UGM diantaranya antara Timor Leste dengan Papua.
Semangat kerja sama dan sinergi UGM dengan banyak wilayah di Indonesia sejalan dengan perkembangan Asia, khususnya Indonesia saat ini. “Indonesia masuk tiga besar di Asia setelah Cina dan India. Dan saat ini merupakan masa kebangkitan Asia sehingga momentum itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin,”pungkasnya (Humas UGM/Satria AN)