YOGYAKARTA –Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Dr Surono, atau akrab disapa Mbah Rono, mengatakan aktivitas Gunung Merapi pasca erupsi 2010 memiliki pola yang berbeda dari sebelumnya. Bahkan, mbah Rono menganggap aktivitas Merapi yang saat ini semakin aktif namun justru itulah yang diinginkan. “Merapi tidak seperti dulu lagi. Makin genit dikit, kalo dulu kalem, sekarang agak menor, ia ingin pamer, ini lho aku,” kata Mbah rono mengumpamakan.
Yang dimaksudkan ‘genit’ menurut Mbah Rono, karena kubah merapi yang saat ini sering mengeluarkan material diantaranya belerang yang bisa terendus baunya dalam radius lima kilometer. Selain itu, Merapi juga mengeluarkan fluida, magma dan asap yang keluar dari kepundan. “Bisa erupsi eksplosif atau eksklusif sehingga ia membentuk kubah. Tapi kalo Merapi menepati janjinya (erupsi), mereka yang pinjam ruang, mohon untuk mengembalikan (mengungsi),” kata Mbah Rono kepadwa wartawan usai menghadiri seminar internasional mengenai informasi geospasial tematik bencana yang diselenggarakan Fakultas Geografi UGM dan Badan Informasi Geospasial (BIG) di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Selasa (30/7).
Dengan pola tingkah laku baru Merapi tersebut, mbah Rono menyarankan agar para ahli dan masyarakat di sekitar lereng Merapi bisa menyikapi aktivitas Merapi dengan cara yang berbeda. “Tentunya sudah beda, sikap masyarakat juga harus berbeda. Sikap para ahli juga berbeda,” katanya.
Ia pun mendukung kebijakan Badan Nasioanl Penanggulangan Bencana (BNPB) yang sudah menyiapkan langkah antisipatif apabila Merapi mengalami periodisasi empat tahunan erupsi merapi pada tahun 2014. Kalu pun tidak meletus, imbuh Mbah Rono, paling tidak masyarakat dan pemerintah sudah melaksanakan kesiapsiagaannya. “Kalo empat tahun tidak jadi meletus tidak apa. Justru ini bagian dari kewaspadaan, biasanya bencana itu terjadi akibat kelengahan,” tuturnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)