Universitas Gadjah Mada melakukan kajian kolaboratif dengan pakar internasional terkait permasalahan sedimen pasca erupsi Merapi. Kajian kolaboratif dengan melibatkan tujuh ilmuwan muda dari tujuh negara, salah satunya dengan menggelar Workshop Bencana Sedimen Pasca Erupsi Merapi oleh Pusat Studi Bencana UGM.
Workshop selama dua hari, tanggal 30-31 Juli 2013 didukung Laboratorium De Geographie Physique (LGP), University Paris dan AXA. “Workshop digelar untuk menentukan apa yang telah terjadi di tahun 2010 dan berbagai kemungkinan tiga tahun kedepan di lembah Merapi, terutama di areal hilir sungai”, ujar Dr. Djati Mardiatno, Kepala PSB UGM di University Center, Selasa (30/7).
Kajian kolaboratif internasional ini, menurut Djati Mardiatno bertujuan untuk mengumpulkan data base mengenai terjadinya lahar dan bencana sejenis. pakar-pakar internasional dan UGM mengidentifikasi sumber-sumber sedimen guna mengkaji dinamika lahar dan dampak geomorfis dengan segala implikasinya.
“Setelah data terkumpul, diidentifikasi dan dianalisis tentu kita akan dapat menentukan langkah-langkah untuk pencegahan resiko bencana”, paparnya.
Dalam kajian kolaboratif ini menghitung pula dampak ekonomi yang diakibatkan oleh bencana lahar dan menilai persepsi resiko diantara para warga setempat. “Tujuan ilmiah yang ingin dicapai, untuk membangun dan menyempurnakan dat base terjadinya lahar dan bencana yang berkaitan erupsi tahun 2010”, jelasnya.
Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D, mengtakan Seminar Bencana Sedimen Pasca Erupsi Merapi yang melibatkan ilmuwan tujuh negara menjadi forum untuk mengkomunikasikan progress riset dari seluruh anggota konsorsium. Diharapkan para pakar saling berbagi pengalaman untuk dapat diterapkan. “Harapannya tentu dengan seminar ini mendorong munculnya strategi untuk mempublish berbagai hasil riset dan membuka potensi kerjasama lainnya”, tuturnya saat membuka seminar.
Beberapa pakar yang turut sumbang pemikiran dalam workshop kali ini, antara lain Prof. Dr. Franck Lavigne, Dr. Silvain Charbonnier, Dr. Jean-Christophe Komoroswki, Ahmad Solikhin, Dr. Patrick Wassmer, Sandy Budi Wibowo dan Bambang Sukatja. Tampil pula IGM Agung Nandaka, Dr. Danang Sri Hadmoko, Noer Cholik, Prof. Dr. Junun Sartohadi, Dr. Susanna Jenkins, Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, Annabelle Moatty, Dr. Eduard De Belizal, Prof. Dr. Mare Willinger serta Dr. Julie Morin. (Humas UGM/ Agung)