Kanker payudara merupakan keganasan yang tersering ditemukan pada wanita di seluruh dunia, dengan insidensi relatif tinggi yaitu sebesar 20% dari seluruh keganasan. Data Globocan 2008 yang dikeluarkan oleh International Agency for Research on Cancer WHO, bahwa angka kejadian baru kanker payudara di Indonesia adalah 86.940 kasus (12%) dan merupakan jenis keganasan tersering baik pada wanita maupun keseluruhan.
Peran kemoterapi neoadjuvant sudah dikenal baik, namun masih terdapat respon yang tidak optimal akibat mekanisme kemoresistensi. Rentang mekanisme yang terlibat dalam kemoresistensi meliputi overekspresi ATP binding cassette (ABC) transporter, disregulasi apoptosis, dan kemungkinan jumlah sel punca kanker yang berlebih. Proses kemoresistensi mungkin melibatkan lebih dari satu mekanisme tersebut.
“Peran kemoterapi neoadjuvant memberikan keuntungan untuk men-downstage tumor secara lokoregional, mengurangi beban mikrometastatik, dan memperbaiki overall survival. Meskipun masih ada sekitar 70% pasien yang tidak mencapai respon patologi komplet,”papar Yan Wisnu Prajoko, pada ujian terbuka Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM, Senin (12/8) di R. Rapat Senat FK UGM.
Pada kesempatan tersebut Wisnu mempertahankan disertasinya yang berjudul Ekspresi P-Glycoprotein, Nuclear Factor Kappa B, dan Proporsi Sel Punca Kanker Aldh1-Positif Sebagai Prediktor Kemoresistensi Kajian terhadap Respon Patologi dan Survival Pasca Pemberian Kemoterapi Neoadjuvant Regimen FAC pada Penderita Karsinoma Payudara Duktal Invasif Stadium Lanjut Lokal.
Malfungsi dalam proses apoptosis dapat mengakibatkan sel mengalami resistensi terhadap agen kemoterapi, karena induksi apoptosis merupakan elemen kunci terjadinya kematian sel kanker yang diinduksi obat. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa NF-kB meregulasi onkogenesis dan progresi tumor. NF-kB menginhibisi apoptosis melalui induksi protein anti-apoptosis dan supresi gen pro-apoptosis. “Berbagai agen kemoterapi menginduksi translokasi NF-kB dan aktivasi gen-gen target,”papar dokter di RS Dr. Kariadi Semarang itu.
Penelitian yang dilakukan Wisnu merupakan penelitian observasional dengan desain kohort dan dilakukan dari tahun 2008-2011 di beberapa rumah sakit, seperti RS Kariadi Semarang, RS Roemani Semarang, RS Sultan Agung Semarang, RS Margono Soekardjo Purwokerto, dan RS Hasan Sadikin Bandung.
Beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari hasil penelitian tersebut antara lain; ekspresi NF-kB memberikan pengaruh signifikan terhadap respon patologi pasca kemoterapi neodjuvant regimen FAC pada karsinoma payudara duktal invasif stadium lanjut lokal, sedangkan ekspresi PgP dan ALDH1 memberikan pengaruh namun tidak signifikan. Selain itu, ekspresi NF-kB memberikan pengaruh signifikan terhadap waktu kekambuhan pada karsinoma payudara duktal invasif stadium lanjut lokal, sedangkan ekspresi ALDH1 memberikan pengaruh namun tidak signifikan (Humas UGM/Satria AN)