Untuk menjadi Desa Wisata bukanlah perkara yang mudah. Harus ada berbagai parameter, salah satunya adalah geliat potensi wisata kuliner di daerah tersebut sehingga akan memberikan supply pada perekonomian masyarakat. Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten sebagai salah satu desa yang mengarah ke desa wisata perlu memberikan perhatian ke arah sana. Sayangnya, potensi wisata kuliner di desa ini relatif sedikit. Padahal, obyek wisata Desa Paseban memiliki potensi yang besar sehingga harus diimbangi dengan barang-barang khusus sebagai pilihan untuk oleh-oleh para pengunjung obyek wisata tersebut, termasuk makanan.
Berangkat dari kondisi ini, KKN PPM UGM melalui inisiasi dari tim kluster Agro dan dibantu dari kluster lain mengadakan acara Sosialisasi Potensi Wisata Kuliner dan Demo Masak di gedung Balai Desa Paseban. Acara tersebut dihadiri oleh Tim Penggerak PKK Desa dan anggota PKK dari perwakilan RW se-Desa Paseban.
Koordinator Mahasiswa Unit, Phisca Aditya Rosyady menjelaskan acara itu dibagi menjadi 2 sesi, sesi sosialisasi dan demo masak. Sosialisasi Potensi Wisata Kuliner kali ini disampaikan oleh perwakilan mahasiswa peserta KKN, Fandinata Amrizal. Dalam kesempatan itu ia menyampaikan urgensi wisata kuliner dalam sebuah Desa Wisata.
“Wisata kuliner maupun diwujudkan melalui oleh-oleh makanan bisa memacu perekonomian masyarakat setempat,”papar Aditya, Selasa (13/8).
Dalam kesempatan itu juga dijelaskan bagaimana kuliner khas dari suatu daerah bisa dibranding dari sekarang dan tidak selalu turun temurun sejak zaman nenek moyang. Yang dibutuhkan dalam proses ini adalah kreativitas dalam pengolahannya sehingga bisa memunculkan jenis kuliner yang berbeda dengan kuliner di tempat lain. Sebagai contoh daerah Batam yang juga pernah memunculkan kuliner khas daerah yang sampai sekarang banyak diminati dan telah menjadi bagian dari Batam.
Setelah sosialisasi acara dilanjutkan dengan demo masak. Pada demo masak tersebut diperlihatkan proses pembuatan kripik kulit pisang dan nata de aloe vera. Mahasiswa mencontohkan bahwa dengan sedikit sentuhan dan kreativitas, bahan dasar yang sederhana bisa menjadi makanan yang lebih menarik dan menjual.
“Sebagai daya tarik kita juga adakan lomba kreativitas masak agar masyarakat semakin terpacu untuk memulainya,”kata Aditya (Humas UGM/Satria AN)