Melakukan penelitian untuk mengembangkan konsep baru guna mengevaluasi faktor-faktor pengendali pada stabilitas massa lereng, Slope Mass Stability (SMS) di sekitar proyek bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia, Nguyen Huynh Thong, staf pengajar Ho Chi Minh City (HCMC) University of Technology, Vietnam dinyatakan lulus Program Doktor Bidang Ilmu Teknik dari UGM. Dalam penelitiannya, Nguyen Huynh memberi pemahaman tentang hubungan antara perilaku SMS dan faktor pengendali di daerah tropis.
Melakukan penelitian di bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan menggunakan metode analisis statistik pada 9 item, Nguyen mengidentifikasi sudut-sudut kemiringan, jenis batuan dan pelapukan. Selain itu diidentifikasi pula kondisi sendi, kualitas penunjukan batu – kondisi RQD, kekuatan batu, tanah saat curah hujan, dan aktivitas manusia.
Dari 354 lereng diamati di lapangan, 88 lereng memiliki potensi ketidakstabilan, sementara 14 lereng lain tidak stabil. Selain itu, dari hasil analisis, urutan faktor yang paling signifikan adalah sudut kemiringan, jenis batuan, pelapukan, dan kondisi ROD.
“Penilaian baru melalui Slope Mass Stability dengan urutan faktor pengendali, kategori, dan deskripsi bisa diusulkan berlaku untuk semua penilaian SMS di lapangan”, papar Nguyen Huynh Thong, belum lama ini KPTU FT UGM.
Dalam desertasi “Development of Slope Mass Stability Assessment in Tropical Region Around Jatigede Dam Project, Sumedang Regency, West Java, Indonesia”, Nguyen menjelaskan pelapukan atau kondisi perubahan didominasi oleh Smektit, Kaolinit, dan Hallosyte akan signifikan dalam mengendalikan SMS dengan kandungan di atas 55 persen. Sebab jenis batuan tersebut mudah dan sangat kuat menyerap banyak air.
“Disamping itu, dengan munculnya beberapa jenis tanah liat seperti Smektit, perubahan juga terjadi di daerah penelitian”, jelasnya.
Pada langkah terakhir penelitian, Nguyen mengamati pengaruh kondisi cuaca, sendi sistematis, dan percepatan gempa yang dimodelkan oleh pemodelan numerik – Program Plaxis 2D. Dikatakan, saat pelapukan zona tertutup pada permukaan lereng, lereng akan menjadi potensi tidak stabil. (Humas UGM/ Agung)