LOMBOK UTARA – Universitas Gadjah Mada melalui kegiatan KKN PPM UGM melakukan pendampingan sosial ekonomi masyarakat korban gempa bumi Lombok Utara, NTB. Selain itu, UGM juga akan mengirim tenaga ahli untuk memberikan pendampingan pembangunan konstruksi bangunan rumah tahan gempa. Hal itu ditegaskan oleh Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., saat meninjau desain rumah tahan gempa yang dibangunn mahasiswa KKN UGM di Dusun Gol, Tanjung, Lombok Utara. “Yang mendesak adalah pembangunan pemukiman, UGM siap mendukung penanganan masalah pembangunan kembali rumah pemukiman penduduk dan pendampingan sosial ekonomi masyarakat,” kata Rektor kepada wartawan saat mengunjungi dusun Gol, Tanjung, Lombok utara , Rabu kemarin (14/8).
Menurut Pratikno, program rehabilitasi dan rekonstruksi pembangunan kembali rumah penduduk saat ini masih menunggu kebijakan dari pemerintah pusat dan kabupaten, kendati demikian, mahasiswa KKN selama dua bulan, juli hingga agustus, telah melakukan pendampingan kepada warga seperti trauma healing bagi anak-anak korban gempa, pendataan bangunan yang rusak dan membangun percontohan rumah tahan gempa. “Rumah yang berukuran 3x 3 meter persegi tersebut merupakan inisiatif dari mahasiswa untuk melakukan sosialisai kepada masyarakat mengenai struktur dan konstruksi bangunan rumah tahan gempa,” katanya.
Pratikno menerangkan, mahasiswa KKN PPM yang ditempatkan di desa Medana, awalnya melaksanakan tema program pengembangan potensi produk pertanian yakni produksi gula semut atau brown sugar namun karena lokasi tersebut terkena bencana gempa bumi sebelum mereka diberangkatkan, program tersebut dialihkan untuk pemberdayaan masyarakat tanggap terhadap risiko bencana.
Sakti Aji Nugroho, mahasiswa peserta KKN PPM UGM, menuturkan mereka datang setelah satu minggu pasca terjadi bencana gempa 5,4 SR pada 22 juni lalu. Oleh karena itu, mereka lebih banyak melakukan pendataan rumah yang rusak akibat gempa. Selain itu mereka juga melakukan pendampingan psikologi bagi warga dan anak-anak korban gempa.
Sedangkan bangunan sederhana untuk contoh bangunan tahan gempa tersebut dibangun dengan menghabiskan biaya sebesar Rp 5,6 juta. Dana tersebut dikumpulkan dari hasil patungan para mahasiswa dan bantuan swadaya masyarakat. “Proses pembangunannya melibatkan masyarakat,” kata Aji.
Selain itu, tambah Aji, mahasiswa juga melakukan sosialiasi kepada masyarakat mengenai model rumah tahan gempa lewat poster dan leaflet. Diharapkan dengan adanya pemahaman tersebut menyarakat semakin paham mengenai penyebab rumah mereka yang roboh dan rusak akibat terkena gempa. “Sehingga saat membangun kembali rumah mereka, sudah memperoleh pengetahuan yang cukup,” katanya.
Dari hasil pendataan dan penelitian mahasiswa, kata Aji, sebagian besar struktur bangunan rumah di desa Medana sangat minimalis tidak menggunakan sloof dan kolom yang cukup serta sambungan antar kolom yang tidak begitu kuat. “Saat gempa terjadi banyak bangunan yang hancur,” ujarnya.
Asisten III Setda Kabupaten Lombok Utara, Drs. Jayadi, mengatakan ada sekitar 3.000 rumah yang rusak akibat bencana gempa. Pemerintah kabupaten menurut pengakuannya sudah melakukan pendataan mengenai rumah yang rusak berat, sedang dan ringan di dua kecamatan yang dianggap terkena dampak paling parah, yakni kecamatan Semenang dan kecamatan tanjung. “Kita sudah mengajukan proposal bantuan kepada dua kementerian,” ujarnya.
Kepala Dusun Gol, Desa Medana, Thoibi mukti, menuturkan sebanyak 150 rumah yang hancur akibat gempa namun tidak ada satu pun menjadi korban. “Setelah kita data bersama mahasiswa ada 101 rumah rusak berat, 20 rumah rusak sedang, dan 29 buah rumah rusak ringan,” katanya.
Thoibi menambahkan, untuk sementara ini belum ada bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali rumah penduduk yang rusak. Mereka pun secara swadaya membangun tempat tinggal sementara seadanya. “Dua bulan ini logistik lancar, kadang tidak cukup. Kedatangan mahasiwa UGM kami rasakan sangat bermanfaat karena sudah membantu membangun MCK, bak sampah, pembinaan anak usia dini, agar anak-anak bisa ceria,” katanya.
Rektor UGM, Pratikno, didampingi Sekjen Kagama Pusat, Budi Santosa Wignyosukarto, beserta jajaran pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM juga meninjau kegiatan mahasiswa KKN PPM UGM lainnya yang melakukan pelatihan pembuatan pupuk kompos. Dilanjutkan dengan peninjauan kegiatan mahasiswa KKN UGM di desa sokong, yang melakukan pembukaan perpustakaan di balai desa sokong. (Humas UGM/Gusti Grehenson)