Begitu senangnya, Rizky Arie Apryanto, siswa SMA Negeri I Kebumen ketika dinyatakan lulus Seleksi Bersama Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) jalur Bidik Misi. Terlebih ia diterima di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, fakultas yang diharapkan bisa menghantar keberhasilannya di masa depan.
Terlahir dari keluarga miskin, Rizky memang termotivasi untuk selalu bekerja keras. Pilihannya, iapun belajar dengan sungguh-sungguh. “Saya memang suka saja dengan fakultas hukum, karena menurut saya lapangan kerjanya cukup luas” ujar Rizky.
Rizky mengatasi masa-masa sulit dengan ketegaran. Ia meraih prestasi yang mengesankan dari SD hingga SMA. Tekad dan niat untuk mendapatkan pendidikan lebih tinggi, ia tunjukan dengan nilai-nilai yang bagus untuk selalu berburu beasiswa, dan semenjak kelas II SD iapun selalu mendapatkan beasiswa.
Saat SMA, iapun harus rela tinggal di pondok milik Yayasan Muhammadiyah, Kebumen demi meringankan beban keluarga. Sebab sejak tahun 2007, ibunya Umi Suyanti (43) menjadi tulang pungung keluarga, karena ayahnya Tosin Susanto (45) sepulang bekerja sebagai sopir di Riyadh, Arab sering jatuh sakit. “Ya begitulah yang saya jalani, karena di pondok semua tercukupi. Kebutuhan hidup, pelajaran tambahan dan jarak pondok ke SMA tidak jauh”, kata Rizky.
Kegigihan Rizky untuk bisa melanjutkan pendidikan tinggi semakin terlihat saat duduk di bangku kelas III SMA. Karena keterbatasan biaya, ia terpaksa memfoto kopi buku-buku pelajaran dari teman, dan memanfaatkan internet di sekolah.
Di pondok pun, ia isi hari-harinya dengan belajar dan belajar. Meski tidak punya uang, Rizky memiliki pengetahuan tentang buku-buku pelajaran terkini.
Karena penasaran dengan pengetahuan yang ia pelajari, iapun sempat berdebat dengan guru geografi di SMA. Rizky menilai buku pegangan yang dipakai sudah tidak lagi komplit. “Mungkin kekritisan inilah yang membawa saya masuk ke Fakultas Hukum”, ungkap pria kelahiran Kebumen, 16 April 1995.
Terbiasa mendapat beasiswa, Rizky pun sangat bersyukur bisa mendapat kembali beasiswa melalui beasiswa Bidikmisi. Ia tak bisa membayangkan, seandainya tidak mendapatkan beasiswa Bidikmisi, mungkin cita-citanya kuliah di fakultas hukum akan terhenti. Saat di SD ia mendapat beasiswa dari BKM Kecamatan karena selalu ranking I dan II. Duduk di bangku SMP kelas I semester 2, ia mendapat beasiswa dari Sampoerna Foundation. Kemudian saat di SMA ia mendapat beasiswa dari Beasiswa Siswa Miskin (BSM), BOS dan Ikatan Alumni SMA Negeri I Kebumen (IKASMA).
“Ya, saya sangat bersyukur. Cuma saat ini saya masih belum mendapatkan kos di Jogja, ada yang nawari tapi kok harus bayar setahun penuh saya tidak sanggup”, kata Risky, basist Hadrock Orchestra band yang sering berprestasi dan tampil di beberapa event di Jateng.
Umi Suyanti (43), mengaku sangat berterima kasih atas beasiswa Bidikmisi yang diterima Rizky. Sebab dengan penghasilan 300 ribu rupiah per bulan, ia merasa tidak sanggup membiayai Rizky kuliah.
“Saya ini buruh jahit celana, satu celana pendek dibayar 300 rupiah per potong, 600 rupiah untuk panjang. Tapi saya juga tidak tentu per harinya bisa jahit berapa, karena masih harus ngurus dua adiknya Rizky sementara bapak sakit sejak pulang dari Arab”, aku Umi.
Untuk menutupi hidup keseharian, Umi setiap sore ke rumah orang tuanya yang jaraknya beberapa kilometer dari rumah untuk mengambil sayur. Sementara untuk beras mendapat jatah Beras Raskin. “Saya tidak punya sambilan lainnya, dulu memang pernah kerja di pabrik garmen di Bandung tapi terus keluar”, akunya.
Kini, Umi terus berupaya mendorong Rizky belajar dengan baik. Ia berharap Rizky bisa menjadi contoh untuk adik-adiknya sekaligus membuka keberhasilan di masa depan. (Humas UGM/ Agung).